Sabtu, 27 Februari 2010

Skripsi Tarbiyah

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP TERHADAP PELAKSANAAN SHALAT SISWA DI SMP I NURUL HIKMAH LOMBANG GILI GENTING SUMENEP

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Maskumambang Gresik
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Serjana Ilmu Pendidikan (PAI)
Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
















Oleh :

RUSDI
NIMKO: 2007.7.058.0001.1.000911


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
MASKUMAMBANG
DUKUN GRESIK
2009
NOTA DINAS
Lap : Eksemplar Gresik, __________ 2008
Hal : Persetujuan Monaqosah Skripsi Kepada Yth.
Bapak Ketua STIT
Maskumambang Gresik
Di –
Dukun Gresik

Assalmu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Setelah membaca, meneliti, memberi petunjuk dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudari :

Nama : Siti Badi’atul Umamah
NNIMKO : 2007.580101534/2007.4.058.0001.00913
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi : Pengaruh Kepemimpinan Kepala sekolah Terhadap
Kedisiplinan Guru Di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja
Gili Genting Sumenep

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Munaqosah Skripsi Jurusan Tarbiyah, untuk itu kami mengahrap untuk segera dimunaqosahkan

Demikian pemberitahuan kami, atas perhatian bapak kami sampaikan banayak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


Drs. Fatihuddin Munawir. M. Ag Drs. Naf’an Abu Mansur. M. Pd

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi oleh Siti Badi’atul Umamah Ini Telah Dipertahankan Di Depan
Tim Penguji Skripsi

Gresik, , 2008
Mengesahkan,
Ketua STIT Maskumambang Gresik


Drs. H. Fatihuddin Munawir. S. Ag.

Penguji I


Drs. H. Fatihuddin Munawir. S. Ag

Penguji II


Drs. Naf’an Abu Mansur. M. Pd











MOTTO


قُلْ هَلْ يَسْتَوِ يَا ا لَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لاَيَعْلَمُوْنَ

“Katakanlah…... apakah ada kesamaan antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu ”
PERSEMBAHAN


Sejumlah kasih, serangkai budi buat orang tuaku yang menyayangiku setulus hati. Engakau lindungi tetes air matayang membahasi dibalik kabut wajah yang bersembunyi……..,tersenyum dan tertawa walaupun diuji
Apa yang engkau lakukan tiada paksa……..,dengan rela menempuh segala usaha tiada terbatas, segala budi…….,terima kasih semua yang telah engaku berikan tuk anakmu tercinta ini, hanya do’a sebagai pengganti……,yang terharum mewangi dipersada hati, semuga engaku diridhai ilahi robbi.
Karena pengorbanan suci untuk anak yang menapaki hati ini.
Karena pengorbanan suci, untuk anak yang menapaki hidup ini.
Istimewa untuk suamiku tersayang,
Bersamamu………
Keadaan sepi menjadi riang, suasana gelap menjadi terang, aku temuai arti kedamaian, tertancap seribu kebanggaan dengan ikatan perkawinan, menguasai arti kata sejuta perjuangan dengan penuh kerelaan disemua keikhlasan, itulah budi kasih sejati antara aku dan kau harapan dihati agar kejayaan yang kuraih menjadi satu inspirasi tuk menjalani bahterai kehidupan,menghadapi realitas kedewasaan untuk anakku tersayang (Naila Nafila), raihlah duniamu bersama kasih sayang kedua orang tuamu…

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji dan syukur kuhaturkan kepada Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufig dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar serjana agama pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Maskumambang Dukun Gresik dengan spesifikasi jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Skripsi ini penulis ajukan dengan rendah hati yang memunculkan pokok bahasan yang cukup penting dalam rangka meningkatkan pembinaan guru, juga meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan rencana skripsi ini dengan judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DI MA AL-ARIEF JATE GILI RAJA GILI GENTING SUMENEP”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan tanpa bantuan bimbingan serta petunjuk dari bapak dosen pembimbing dan pihak-pihak lain yang tekait, atas segala bantuan,bimbingan serta petunjuknya penulis ucapkan terima kasih semuga Allah SWT membalasnya dengan balasan yang setimpal sesuai dengan perbuatannya.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada beliau yang terhoemat :
1. Drs. H. Fatihuddin Munawir, M. Ag, selaku ketua STIT Maskumambang Dukun Gresik dan selaku dosen pembimbing I
2. Drs. Naf’an Abu Mansur, M. Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
3. K.H. Wakiq Romzi yang telah mendukung dan membimbing penulis dengan semangat serta penuh kesabaran.
4. Seluruh dosen dan staf STIT Maskumambang Dukun Gresik yang sudah membantu atas kelancaran pembuatan skripsi ini.
5. Kepada ayah dan ibuku yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan doa sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan ini dalam rangka memperoleh Serjana Agama (SI).
Dalam penulisan skripsi ini penulis sudah mengupayakan semaksimal mungkin, apabila dalam penulisan skripsi ini masih terdapat hal-hal yang kurang kurang berkenan baik dalam penulisan kata-kata, penyampaian teori serta penulisan nama maka kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi perbaikan dan perkembangan untuk selanjutnya
Akhirnya penulis berharap semuga skripsi ini dapat berguna dan bermamfaat bagi kita semua terutama bagi Kepala Sekolah beserta Guru dan bagi penulis sendiri.

Sumenep,……………2008
penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………….i
NOTA PEMBIMBING ……………………………………………………………...ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………iii
HALAMAN MOTO ………………………………………………………………...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………..v
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………..1
B. Perumusan Masalah ……………………………………………….5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………………….5
D. Definisi Operasional ………………………………………………6
E. Hipotesis …………………………………………………………..8
F. Sistematika Pembahasan ………………………………………….9

BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kepemimpinan Kepala Sekolah ……………………………….11
1. Pengertian kepemimpinan …………………………………...11
2. Syarat-syarat kepemimpinan kepala sekolah ………………..13
3. Tipe-tipe kepemimpinan ……………………………………..15
4. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah ……………………….16
5. Faktor-faktor kepemimpinan ………………………………...18
B. Kedisiplinan Guru ……………………………………………...20
1. Pengertian disiplin …………………………………………...20
2. Indikator kedisiplinan ………………………………………..21
3. Peningkatan disiplin …………………………………………23
4. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan ……………………24
5. Faktor-faktor disiplin ………………………………………..26
C. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kedisiplinan Guru ……………………………………………...28

BAB III : METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian …………………………………………..30
B. Populasi dan sample ……………………………………………30
a. Populasi ……………………………………………………...30
b. Sample ……………………………………………………….30
C. Jenis dan Sumber Data ………………………………………...31
a. Jenis data …………………………………………………….31
b. Sumber data ………………………………………………….32
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….33
E. Teknik Analisa Data ……………………………………………34

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ………………………….37
a. Nama dan letak geografis ……………………………………37
b. Sejarah berdirinya lembaga penelitian ………………………37
c. Visi dan misi …………………………………………………38
d. Struktur organisasi …………………………………………...38
e. Fasilitas pendidikan ………………………………………….40
f. Keadaan pendidik ……………………………………………40
B. Sajian Data ……………………………………………………...42
C. Analisa Data …………………………………………………….58

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………..67
B. Saran-saran ……………………………………………………..68

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN






DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Dafar guru dan karyawan di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep Tahun Pelajaran 2007-2008…………………………………………………….............. 46
Tabel 4.2 Tentang kepala sekolah yang mendorong untuk memunculkan
inisiatif baru untuk mewujudkan beban kerja secara efektif ….. 47
Tabel 4.3 Kepala sekolah yang cakap berkomunikasi dan memahami tingkah
laku anggotanya ………………………………………………. 48
Tabel 4.4 Tentang kepala sekolah yang selalu berusaha menolong guru dan
Stafnya dalam menghadapi kesulitan pendidikan …………… 48
Tabel 4.5 Tentang kepala sekolah yang selalu mendahulukan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi ………………… 49
Tabel 4.6 Tentang kepala sekolah yang tidak setuju dengan keputusan yang
diambil oleh kepala sekolah …………………………………… 49
Tabel 4.7 Tentang kepala sekolah yang adil dalam membagi tugas atau
pekerjaan tanpa memperhatikan bobotnya …………………….. 50
Tabel 4.8 Tentang kepala sekolah yang menekankan disiplin diri lebih utama
dari pada menegakkan disiplin kerja guru ……………………... 50
Tabel 4.9 Tentang tanggung jawab kepala sekolah terhadap seluruh kegiatan
di Sekolah ……………………………………………………… 51
Tabel 4.10 Tentang kepala sekolah dalam mengatur pembagian tugas……. 51
Tabel 4.11 Tentang pengawasan dan pengendalian kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru …………………………………….. 52
Tabel 4.12 Tentang kurikulum yang digunakan oleh guru saat ini ………... 53
Tabel 4.13 Tentang ketepatan guru waktu masuk dan waktu pulang ….….. 53
Tabel 4.14 Tentang guru mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan ……………………………………………………… 54
Tabel 4.15 Tentang guru dalam membantu kelancaran dalam proses belajar
mengajar ……………………………………………………….. 54
Tabel 4.16 Tentang bimbingan yang diberikan guru kepada siswa sesuai
dengan jadwal ………………………………………………….. 55
Tabel 4.17 Tentang fasilitas yang diciptakan oleh guru bagi terlaksananya
diskusi kelas …………………………………………………… 55
Tabel 4.18 Tentang media belajar yang digunakan guru untuk membangkitkan
minat belajar siswa …………………………………………….. 56
Tabel 4.19 Tentang guru yang menyusun dan mengembangkan ujian formatif
dan sumatif …………………………………………………….. 56
Tabel 4.20 Tentang peraturan dan tata tertib guru ………………………… 57
Tabel 4.21 Tentang keterbukaan kepala sekolah dalam memecahkan masalah
yang berkaitan dengan pendidikan …………………………….. 57
Tabel 4.22 Rekapitulasi jawaban angket vareabel X ……………………… 58
Tabel 4.23 Rekapitulasi jawaban angket vareabel Y ……………………… 59
Tabel 4.24 Hasil skoring responden guru MA AL-ARIEF tentang
kepemimpinan kepala sekolah ………………………………... 61
Tabel 4.25 hasil skoring responden guru MA AL-ARIEF tentang kedisiplinan
guru (vareabel dependent)……………………………………… 63
Tabel 4.26 Tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF ………………………….. 65
Tabel 4.27 Pedoman interpretasi angka indeks korelasi “r” Product Moment
( ) ……………………………………………………………. 66

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat komplek, meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu sama lain. Jika pendidikan ingin dilaksanakan secara terencana dan teratur, maka berbagai elemen yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali karena sistem mengandung elemen yang saling berkaitan, merupakan satu kesatuan, kesatuan itu berfungsi mencapai tujuan, membuahkan hasil yang dapat diamati atau dikenali. Factor lain adalah kemampuan manajerial dari sosok pemimpin untuk menciptakan iklim yang harmunis dan berjalannya roda lembaga dengan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan. Demikian pula dengan penataan fisik dan managemen sekolah perlu dibina agar sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang dapat menumbuhkan kreativitas, disiplin, serta semangat belajar peserta didik dan dalam kerangka inilah di rasakan perlunya menagemen berbasis sekolah
Nanang Fatah dalam buku “Landasan Manajemen Pendidikan” mengartikan pendidikan dalam rangka memanusiakan manusia muda dalam artian pengangkatan manusia muda ketaraf mendidik. Dalam dictionary of education dinyatakan bahwa pendidikan adalah :
a. Proses seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya didalam masyarakat tempat mereka hidup.
b. Proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanent (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya.
Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang lingkup dan bidang kajian manajemen pendidikan, dengan kata lain manajemen sekolah merupakan bagian dari pada manajemen pendidikan., atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu kelompok dari system pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan pendidikan meliputi seluruh komponen system pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar secara regional, nasional bahkan internasional.
Pengimplementasian sistem manajemen berbasis sekolah secara efektif dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan, kewibawaan kepala sekolah harus ditumbuh kembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja yang tinggi, keteladanan, hubungan manusiawi yang baik sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif, lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar, dengan melakukan supervise kelas, membina, dan memberikan saran-saran yang positif kepada guru. Disamping itu kepala sekolah juga harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi banding antar sekolah untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari kepala sekolah yang lain.
Seorang kepala sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses pelaksanaan program sekolah manajer hendaknya tidak membatasi diri pada pendidikan, dalam arti sempit dia harus menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan peserta didik dari kehidupan lingkungan. Seorang kepala sekolah harus bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap adanya perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah, untuk kepentingan tersebut setidaknya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan murid, meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program serta menilai perubahan program
Pengertian yang lebih populer menunjukkan pada pola keharmonisan interaksi antara pimpinan dengan bawahan sehingga kewenangan yang dimiliki oleh seorang pemimpin diimplementasikan dalam bentuk bimbingan dan pengarahan terhadap bawahan, pola interaksi biasanya diawali dengan upaya mempengaruhi bawahan agar mereka mau digerakkan sesuai dengan tujuan lembaga. Kepemimpinan merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu organisasi atau dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif dia akan memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
Produktifitas tenaga kependidikan di sekolah baik dalam mengikuti peraturan dan tata tertib sekolah maupun dalam melakukan pekerjaannya sangat erat kaitannya dengan masalah kedisiplinan, oleh Karen itu dalam menumbuhkan perilaku disiplin kepala sekolah harus se-profesional mungkin dalam melaksanakan segala aturan dan pelaksanaan program Karen kedisiplinan seorang guru pengajar akan menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan dapat memotivasi kerja, serta dapat menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin yang tinggi pada para tenaga pendidik (responsibility) dalam melaksanakan tugasnya di sekolah.





B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, menghasilkan beberapa rumusan masalah diantaranya meliputi :
1. Bagaimana model kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep ?
2. Bagaimana tingkat kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep ?
3. Apakah ada pengaruh kepemimpinan seoran kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep ?

C. TUJUAN DAN MAMFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan meliputi :
b. Ingin mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala sekolah di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep.
c. Ingin mengetahui sejauh mana kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep
d. Ingin mengetahui apakah ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIRF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini meliputi :
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepala sekolah dan guru dalam menjalankan tugasnya masing-masing
b. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan tambahan bagi STIT Maskumambang sebagai informasi ilmiah secara empiris maupun teoritis khususnya dalam hal pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan seorang guru.
c. Dari adanya penelitian ini semoga bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi peneliti sendiri.

D. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari adanya perbedaan konsep yang dapat berakibat pada perbedaan penafsiran atas berbagai persoalan dalam penelitian ini maka diperlukan sebuah penegasan terhadap istilah-istilah yang dapat dijadikan sebagai dasar pijakan dengan judul penelitian “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kedisiplinan Guru Di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep ”.
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan amat berat seolah-olah kepemimpinan dipaksa menghadapi berbagai macam factor seperti : struktur atau tatanan, koalisi, kekuasaan, dan kondisi lingkungan organisasi. Sebaliknya kepemimpinan rasanya dapat dengan mudah menjadi satu alat penyelesaian yang luar biasa terhadap persoalan apa saja yang sedang menimpa suatu organisasi.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Sedangkan pengertian kepemimpinan secara umum adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar dia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujuan tertentu yang telah disepakati. Unsur-unsur yang terdapat dalam kepemimpinan meliputi :
a. Orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak.
b. Orang yang dapat mempengaruhi dilain pihak.
c. Adanya maksud-maksud atau tujuan-tujuan tertentu untuk mempengaruhi dan untuk mencapai maksud atau tujuan tertentu itu.
Menurut Drs. Sobari menjelaskan sikap dan cara kerja pemimpin meliputi :
a. Hendaknya orang yang menjalankan peranan pemimpin jangan sekali-kali mencari keharuman nama sendiri, dengan memakai bawahannya sebagai alat yang menjalankan rencananya, melainkan harus memperhatikan semangat berkorban dan ketekunan serta gotong royong guna mencapai kemajuan pendidikan dalam rombongan kerjanya dan harus pula memusatkan perhatiannya pada hasil usaha-usaha rekan-rekannya menuju tercapainya tujuan bersama dan menjalankan rencana pendidikan di sekolahnya.
2. Kedisiplinan Guru
Kedisiplinan dalam Kamus Ilmiah Populer diartikan sebagai ketaatan kepada peraturan, dalam artian bahwa kedisiplinan seorang guru bisa dilihat pada ketaatannya terhadap peraturan yang telah disepakati bersama.

E. HIPOTESIS
Hopotesis merupakan jawaban sementara atau konklusi sementara dari permasalahan yang dipertanyakan atau diteliti, sebagai konklusi sudah barang tentu tidak dibuat semena-mena melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hipotesis merupakan praduga sementara yang mungkin benar atau mungkin juga salah, untuk itu perlu diuji kebenarannya dengan metode :
a. Hipotesis alternative (Ha) ini dimaksudkan sebagai hipotesis kerja yakni sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menguji kebenaran hipotesis. Adapun hipotesis alternatifnya adalah “Ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep” atau dengan kata lain ada hubungan antara vareabel X dengan vareabel Y.
b. Hipotesis nihil (Ho) hipotesis ini menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara vareabel X dengan vareabel Y sehingga hipotesisnya “Tidak ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep”.

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab saling berkaitan, antara lain :
Bab I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah yang diangkat, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.
Bab II : Pada skripsi ini akan digunakan peneliti untuk mengetengahkan tinjauan teoritis dari masalah yang diangkat dalam tema skripsi ini secara konseptual akan ditentukan landasan teori yang menjadi sandaran dalam mengkaji masalah penelitian dan beberapa bangunan pemikiran awal yang dapat dipilih dan digunakan peneliti dan menelaah persoalan tersebut.
Bab III : Berisikan tentang metodologi penelitian yang membahas tentang rancangan penelitian, populasi dan sample, jenis dan sumber data, , teknik pengumpulan data dan teknik analisa data .
Bab IV : Bab ini adalah yang menjadi akar data kajian skripsi, pada bab ini akan dimuat beberapa hasil temuan peneliti yang menjadi kesimpulan dari hasil penelitian yang berisikan : gambaran secara umum obyek penelitian, sajian data, dan analisa data.
Bab V : Bab ini adalah yang menjadi akar data kajian skripsi, pada bab ini akan dimuat beberapa hasil temuan peneliti yang menjadi kesimpulan sekaligus rekomendasi secara konseptual pada beberapa orang atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini.












BAB II
LANDASAN TEORI

A. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan (Leadership) merupakan sebuah kata yang menjadi buah bibir orang banyak. Yang muda menyerangnya dan yang tau memprihatinkannya, para orang tua kehilangan hal itu dan polisi mencarinya. Para ahli menuntutnya dan para artis menolaknya, sementara para sarjana menginginkannya dan para filsuf memadukannya (sebagai otoritas) dengan kebebasan dan para teolog mendemonstrasikan kesesuaian dengan suara hati.
Kepemimpinan menurut bahasa atau dalam artian sempit di terjemahkan dalam istilah: sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dari satu jabatan administrative, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh. Ada juga yang mengartikan kepemimpinan adalah:
a. Titik tumpu proses kelompok
b. Kepribadian dan pengaruhnya
c. Seni dalam melaksanakan pekerjaan
d. Tindakan mempengaruhi orang lain
e. Perbuatan atau sikap seseorang
f. Bentuk persuasi dalam menggerakkan orang
g. Alat pencapaian tujuan
h. Pengaruh dari pada interaksi
i. Peranan yang menonjol
j. Proses dari pada peranan yang oreginil.
Pengertian kepemimpinan disini adalah kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Sedangkan menurut Drs. S.P. Sagian M.P.A (dalam bukunya filsafat administrasi) mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak pada semua sumber-sumber, dan alat-alat (resources) tersedia bagi suatu organisasi. Kepemimpinan juga diartikan sebagai keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang mudah (fasilitas) dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.



Beberapa pengertian lain tentang kepemimpinan adalah sebagai berikut:
a. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi, atau mengawasi pikiran, perasaan, atau tindakan dan tingkah laku orang lain.
Kepemimpinan adalah tindakan atau perbuatan diantara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan, baik orang-orang maupun kelompok bergerak kearah tujuan.
2. Syarat-syarat Kepala Sekolah
Untuk menjabat sebagai seorang kepala sekolah biasanya ditetapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya meliputi :
a. Memiliki Kecerdasan atau Intelegensi Yang Cukup baik
Seorang pemimpin harus mampu menganalisa masalah yang dihadapi organisasinya. Seorang pemimpin juga harus mampu membantu anggotanya mengatasi kesulitan, sehingga anggotanya selalu merasa diperhatikan dan harus mempunyai keberanian mengatasinya sendiri dan seorang pemimpin harus peka terhadap segala realitas yang ada disekitarnya.
b. Percaya Diri dan Bersifat Membership
Pemimpin atau seorang kepala sekolah harus selalu yakin dengan kemampuannya sendiri, bahwa setiap ada persoalan yang dihadapi organisasinya dia mampu mengatasinya.
Pemimpin yang baik tidak menjauhkan diri dari anggotanya, tidak dapat menghayati perasaan, pikiran, aspirasi, dan keluhan-keluhan yang berkembang di dalam kelompoknya, pemimpin seperti itu tidak akan mampu melihat dan memecahkan masalah yang berkembang di dalam kelompoknya secara efisien.
c. Cakap dan Ramah Tamah
Seorang pemimpin harus dapat diterima oleh anggotanya sebagai seorang pemimpin bilamana mampu dan cakap bergaul dengan orang lain khususnya anggotanya, menghargai pendapat orang lain, menghayati, memahami sikap bawahannya, memahami tingkah laku bawahannya. Sikap yang demikian itu tidak sekedar diperlukan dengan hubungan manusiawi anggota kelompok yang dipimpinnya akan tetapi harus dikembangkan juga dengan orang lain di masyarakat sekitar kita.
d. Kreatif dan Inovatif
Pemimpin harus mampu memprakarsai suatu kegiatan secara kreatif, selalu terdorong untuk memunculkan inisiatif-inisiatif baru dalam rangka mewujudkan beban kerja, sebagai pencerminan kemauannya untuk selalu bekerja secara efektif. Harus mampu mengambil trobosan-trobosan baru yang inovatif sehingga anggotanya merasa senang dan giat untuk bekerja sama dalam pelaksanaan program.


e. Memiliki Semangat Pengabdian dan Kesetiaan Yang Tinggi
Pemimpin harus selalu bekerja dan berbuat untuk kepentingan organisasi atau kepentingan orang yang ada dibawahnya dalam artian mendahulukan kepentingan kelompok diatas kepentingan individu.
f. Bijaksana dan Selalu Berlaku Adil
Seorang pemimpin harus selalu bersikap bijaksana dan mengedepankan keseimbangan dalam membagi pekerjaan (profesional) dan dalam menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan organisasinya.
g. Berpengetahuan dan Berpandangan Luas
Pemimpin atau kepala sekolah harus selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan organisasinya. Pemimpin tidak boleh bersifat tertutup dan menolak setiap perubahan dan pembaharuan yang mungkin berbeda dan asing baginya.
3. Fungsi Kepala Sekolah
Dalam kehidupan berorganisasi, fungsi kepemimpinan kepala sekolah adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Ada beberapa fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin di lembaganya meliputi :
a. Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahannya.
b. Mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain.
c. Dengan berbagai cara mempengaruhi orang lain
d. Seorang pemimpin adalah seorang yang besar yang dikagumi dan mempesona dan dibanggakan oleh para bawahannya.
James A.F. Stoner mengatakan dalam buku Kepemimpinan Kepala Sekolah bahwa, agar kelompok dapat beroperasi secara efisien, seorang pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu :
1. Task Related atau Problem Solving Function dalam fungsi ini pemimpin memberikan saran dalam memecahkan masalah serta memberikan sumbangan informasi dan pendapat.
2. Group Maintenance Function atau Sosial Function meliputi : pemimpin membantu kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang sedang berselisih pendapat, memperhatikan diskusi-diskusi kelompok. seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang mampu menampilkan kedua fungsi tersebut dengan jelas.
4. Tipe-tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam kegiatan menggerakkan atau memberikan motivasi orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang selalu terarah pada pencapaian tujuan organisasi, berbagai cara dapat dilakukan oleh seorang pemimpin, cara itu mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya yang memberikan gambaran tentang bentuk kepemimpinan yang dijalankan.
Secara teoritis dapat dibedakan tiga bentuk kepemimpinan yang dalam praktek mungkin dijalankan secara murni dan mungkin pula diwujudkan secara bersama-sama sehingga berbentuk kombinasi, ada beberapa bentuk kepemimpinan yang biasa dipakai oleh seorang pemimpin diantaranya:
a. Kepemimpinan Autoritarian
Kepemimpinan tipe seperti ini biasanya pemimpin lebih bersifat ingin berkuasa dalam artian pemimpin seperti ini sama sekali tidak memberi kebebasan kepada anggota kelompoknya untuk turut ambil bagian dalam memutuskan suatu persoalan. Disini biasanya pemimpin selalu mendikte kepada anggota yang ada dibawah kepemimpinannya tentang apa yang harus dikerjakan oleh mereka dan bagaimana harus dikerjakan inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi.
b. Kepemimpinan Laizzes-fire
Tipe kepemimpinan seperti ini seolah-olah tidak nampak, sebab pada tipe ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya atau secara tidak langsung segala peraturan, kebijakan suatu institusi berada di tangan anggota. Anggota kelompok bekerja menurut kehendaknya masing-masing tanpa adanya pedoman kerja yang baik dan teratur. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usaha akan tercapai.

c. Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan model seperti ini biasanya seorang pemimpin selalu mengikuti sertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan. Kepala sekolah yang memakai model seperti ini akan selalu menghargai pendapat atau kreasi guru-guru yang ada dibawahannya dalam rangka membina sekolah.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin lebih mementingkan kepentingan bersama dari pada kepentingan sendiri sehingga terciptalah hubungan dan kerja sama yang baik dan harmunis.
d. Kepemimpinan Pseudo Demokratis
Tipe kepemimpinan yang dimaksud adalah demokrasi yang semu dalam artian, seorang pemimpin yang mempunyai sifat pseudo demokratis hanya menampakkan sikapnya saja yang demokratis, dibalik kata-kata yang penuh tanggung jawab ada siasat yang sebenarnya merupakan tindakan yang absolute. Pimpinan yang pseudo demokratis ini penuh dengan manipulasi sehingga pendapatnya sendiri yang harus disetujui.
5. Faktor-faktor kepemimpinan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi seorang pemimpin diantaranya :
a. Faktor biologis atau keturunan
Seseorang menjadi pemimpin karena dia keturunan pemimpin sehingga orang secara langsung menganggapnya ataupun memilih dia menjadi pemimpin.
b. Faktor relegius atau agama
Seseorang dapat menjadi pemimpin karena dia adalah seorang yang ahli dalam bidang agama atau tokoh agama dalam masyarakat maka dianggap orang yang serba tahu dalam bidang agama dan akan lebih dipercaya oleh masyarakat untuk memimpinnya
c. Faktor Kekuatan (power)
Seseorang akan dipilih menjadi seorang pemimpin karena dia mempunyai kemampuan yang lebih diantara yang ada atau mempunyai kekuatan sehingga semua perintahnya akan dituruti.
d. Faktor sosial ekonomi
Dalam realitas kehidupan masyarakat desa biasanya orang yang kaya dianggap orang yang terpandang dan dengan hartanya dia dapat mempengaruhi orang lain.
e. Faktor Profesional
Salah satu yang sering menjadi pertimbangan dalam memilih pemimpin adalah faktor keahlian atau sering bekerja secara professional, biasanya orang seperti ini dapat mudah diterima oleh masyarakat.

B. KEDISIPLINAN GURU
1. Pengertian Kedisiplinan Guru
Kata disiplin dalam kamus besar ilmiah populer mengartikan tata tertib atau ketaatan terhadap peraturan. Kata disiplin sudah sering kita mendengarnya dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu di sekolah, di rumah, atau dalam bepergian dan lain sebagainya. Dalam artian diatas bisa dikatakan bahwa disiplin merupakan suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok dan disiplin itu timbul dari jiwa karena adanya dorongan untuk mentaati tata tertib tersebut, dengan demikian dapat dipahami bahwa disiplin adalah ketaatan terhadap peraturan yang telah dibuat baik secara kelompok atau individu.
Kedisiplinan kadang muncul dari paksaan atau dorongan dari orang lain, ada juga yang muncul dari dalam dirinya hal ini biasanya timbul karena adanya kesadaran terhadap tanggung jawab yang diembannya. Dalam menegakkan kedisiplinan, tidak selamanya harus melibatkan orang lain, tetapi lebih penting melibatkan diri sendiri sebab disiplin yang melibatkan dirinya sendiri berarti disiplin yang muncul itu adalah karena kesadaran yang muncul dalam dirinya.
Disiplin adalah sesuatu yang terletak dalam hati dan di dalam jiwa seorang, yang memberikan dorongan bagi orang yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu sebagaimana ditetapkan dalam norma dan peraturan yang berlaku. Dalam pendidikan umumnya yang disiplin adalah keadaan tenang atau keteraturan sikap atau keteraturan tindakan. Disiplin merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Agar dapat menghilangkan erosi disiplin sehingga berimbas pada mutu pendidikan dapat tercapai dengan baik perlu adanya suatu konsolidasi kegiatan, baik dari para guru maupun siswa, dalam upaya menumbuhkan disiplin dalam proses pendidikan, sebab jika erosi disiplin dalam proses pendidikan dibiarkan larut dalam kehidupan sehari-hari maka setidaknya akan menghilangkan aktifitas kegiatan belajar mengajar sebagai pelaksanaan pendidikan.
2. Indikator Kedisiplinan
Beberapa indikator kedisiplinan yang dapat dikemukakan agar disiplin dapat dibina dan dilaksanakan dalam proses pendidikan sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan diantaranya :
a. Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru maupun bagi siswa, karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yang harus ditaati oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan, yang meliputi :
1. Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan
2. Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau suatu lembaga pendidikan tertentu contohnya menggunakan kurikulum yang berlaku atau membuat satuan pelajaran.
3. Tidak membangkan terhadap peraturan yang berlaku, baik para pendidik maupun peserta didik.
4. Tidak suka bohong.
5. Bertingkah laku yang menyenangkan
6. Rajin dalam belajar mengajar
7. Tidak suka malas dalam belajar mengajar.
8. Tidak menyuruh orang lain untuk bekerja pada dirinya.
9. Tidak pernah keluar dalam belajar mengajar
10. Tepat waktu dalam belajar mengajar
11. Tidak pernah bolos dalam belajar mengajar
b. Taat Kepada Kebijakan dan Kebijaksanaan Yang Berlaku.
1. Menerima, menganalisis, dan mengkaji berbagai pembaharuan pendidikan.
2. Berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pendidikan yang ada.
3. Tidak membuat keributan di dalam kelas
4. Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
5. Membantu kelancaran belajar mengajar.
c. Menguasai diri dan Introspeksi, dengan melaksanakan indikator-indikator yang dikemukakan diatas sudah barang tentu disiplin dalam proses pendidikan dapat terlaksana dan mutu pendidikan dapat ditingkatkan.
d. Memberikan pelajaran tepat waktu.
e. Memberikan bimbingan belajar kepada siswa sesuai dengan jadwal.
f. Membuat hajar selalu mengacu pada kurikulum.
g. Menyusun dan mengembangkan bahan ujian formative dan sumatif
h. Membicarakan hasil ujian dengan siswa sebagai umpan balik yang positif.
i. Memberikan pelayanan belajar yang positif.
j. Menciptakan fasilitas bagi terlaksananya diskusi kelas, maupun kegiatan belajar mengajar.
k. Dapat mencakup materi pelajaran sesuai rencana dan silabus pembelajaran.
l. Menggunakan berbagai media belajar untuk membangkitkan minat belajar siswa.
m. Membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Peningkatan Kedisiplinan
Rendahnya produktifitas tenaga pendidikan di sekolah baik dalam mengikuti peraturan maupun tata tertib sekolah, atau dalam melaksanakan pekerjaannya sangat erat kaitannya dengan masalah kedisiplinan. Oleh karena itu dalam menumbuhkan kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan di sekolah diperlukan adanya peningkatan disiplin untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan lebih-lebih bisa membuat motivasi kerja lebih tinggi, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin para tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan seharusnya membuat peraturan-peraturan yang akan dilaksanakan dilembaganya, khususnya warga sekolah, guru, peserta didik, karyawan, dan kepala sekolah, aturan tersebut meliputi tata tertib waktu masuk dan pulang sekolah, kehadiran disekolah dan di kelas serta proses pembelajaran yang akan berlangsung, dan tata tertib sekolah lainnya. Dengan tujuan demi terciptanya kedisiplinan yang sangat tinggi dan menciptakan iklim belajar yang lebih kondusif untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan dan mencapai hasil belajar peserta didik yang lebih baik.
4. Pembinaan Kedisiplinan Tenaga Pendidik
Seorang kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan terutama disiplin diri (self disipline). Dalam kaitan ini kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membantu tenaga pendidik dalam mengembangkan pola perilakunya.
b. Membantu tenaga pendidik meningkatkan standar perilakunya.
Pentingnya kedisiplinan diperlukan untuk menanamkan :
a. Rasa hormat terhadap kewenangan.
b. Upaya untuk menanamkan kerja sama.
c. Rasa hormat terhadap orang lain.
Peningkatan produktifitas kerja tenaga pendidik perlu dimulai dengan sikap demokratis, oleh karena itu dalam membina disiplin tenaga kependidikan perlu berpedoman pada hal tersebut, yakni: dari-oleh-dan untuk tenaga kependidikan, sedangkan kepala sekolah harus mengedepankan “tut wuri handayani”.
Strategi umum membina kedisiplinan, diantaranya sebagai berikut :
a. Konsep Diri
Konsep-konsep diri masing-masing individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri, pemimpin disarankan bersikap empati, menerima, hangat, dan terbuka sehingga para tenaga pendidik dapat mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan permasalahan.
b. Keterampilan Berkomunikasi
Komunikasi yang baik dan lancar sangat diperlukan oleh seorang pemimpin atau kepala sekolah sehingga bawahan tidak merasa dibatasi dalam berkomunikasi.
c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami
Perilaku yang salah kadang disebabkan karena tenaga pendidik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya, hal yang semacam ini akan mendorong munculnya perilaku-perilaku salah yang disebut “mis behavior”.untuk disarankan :
a) Menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah sehingga membantu tenaga pendidik dalam mengatasi perilakunya.
b) Memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.

d. Klarifikasi Nilai
Strategi ini dilakukan untuk membantu tenaga pendidik dalam menjawab pertanyaan sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk nilainya sendiri.
e. Latihan Efektifitas Pemimpin
Metode ini bertujuan untuk menghilangkan metode refresif dan kekuasaan, misalnya hukuman dan ancaman melalui sebuah model komunikasi tertentu.
f. Pemimpin perlu bersikap positif dan bertanggungjawab
Untuk menerapkan berbagai strategi tersebut, kepala sekolah harus mempertimbangkan berbagai situasi dan perlu memahami faktor-faktor yang dipengaruhinya.
5. Faktor-faktor kedisiplinan
Kedisiplinan muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Kedisiplinan merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai. Untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan dan keguruan, sebab dewasa ini terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin yang rendah hal ini terjadi dalam proses belajar mengajar, baik yang dilakukan pendidik maupun peserta didik.
Diantara faktor-faktor melemahnya sikap disiplin diantaranya :
a. Masyarakat di Negara kita pada umumnya sudah berpandangan lebih maju untuk meningkatkan kehidupan social ekonomi yang lebih layak dalam artian tuntutan materi lebih banyak dan tuntutan kebutuhan hidup lebih mendesak sehingga bagaimanapun caranya, bagaimanapun jalannya banyak dituntut untuk menutupi kebutuhan hidupnya.
b. Munculnya selera beberapa kelompok manusia masa kini pada suara ingar binger dengan tingkah gerak dengan jeritan yang mendekati histeris, membisingi ruang sejak siang hingga larut malam yang menyebabkan perilaku moral hampir sirna, ini semua tampak sebagai cerminan dari pola yang nyaris lepas dari Kendal diri yang ingin lepas dari ikatan dan aturan.
c. Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah sehingga membingungkan peserta didik untuk melaksanakan proses pendidikan tersebut sehingga tidak berjalan sebagaimana mestinya.
d. Motivasi belajar peserta didik dan para pendidik yang menurun dengan alasan bahwa, mereka beranggapan bahwa tanpa belajar dengan baik, tanpa disiplin yang tinggi, dan tanpa mengikuti berbagai kegiatan mereka pasti lulus dan naik kelas.
e. Lemahnya peraturan yang ada, terutama untuk sekolah-sekolah di kota-kota besar.

C. PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU
Dalam uraian latar belakang masalah diatas telah dikemukakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan suatu kegiatan dalam membimbing, mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi pikiran sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok atau organisasi itu sendiri.
Kepala sekolah merupakan salah satu faktor untuk mendorong, mengajak, serta membimbing dalam rangka mewujudkan tujuan bersama, kepala sekolah harus peka terhadap realitas dan kebutuhan bawahannya, untuk itu harus terlebih dahulu mengembangkan keterampilan sebagai seorang pendengar yang baik, dia hendaknya bersedia mendengarkan keluhan dan pujian dari mereka, dia hendaknya juga menjadi pengamat yang ingin mengetahui.
Seorang kepala sekolah hendaknya melakukan observasi yang terus menerus tentang kondisi-kondisi dan sikap-sikap dikelas, di ruang guru, dan pada pertemuan-pertemuan dengan staf pengajar, ini penting dilakukan dalam rangka mengevaluasi semua kinerja dari semua elemen yang ada hal yang semacam ini juga memerlukan model-model pendekatan yang efektif sehingga tidak menimbulkan kecemburuan social diantara bawahannya.
Berdasarkan model kepemimpinan kepala sekolah pengaruhnya terhadap kedisiplinan guru, kepala sekolah harus membuat aturan-aturan yang bisa diterima oleh bawahannya seperti :
1. Melaksanakan tata tertib dengan baik, kepada guru, maupun kepada murid.
2. Taat kepada kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku.
3. Menguasai diri dan introspeksi.
4. Memberikan contoh yang baik.
5. Memberikan bimbingan belajar kepada siswa sesuai dengan jadwal.
6. Membuat bahan ajar sesuai dengan kurikulum.
7. Menyusun dan mengembangkan bahan ujian normative dan sumatif.
8. Membicarakan hasil ujian dengan siswa sebagai umpan balik yang positif.
9. Memberikan pelayanan belajar yang efisien.
10. Menciptakan fasilitas bagi terlaksananya diskusi kelas maupun kegiatan belajar siswa.
Dengan demikian kepala sekolah dituntut harus mempunyai kemajuan dalam bidang manajemen dan kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil inisiatif untuk meningkatkan mutu sekolah.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELITIAN
Metode penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa kuantitatif infrensial yaitu penelitian yang tidak berhenti pada taraf diskriptif tetapi sampai kepada pengambilan kesimpulan. Dalam penelitian ini terdiri dari dua vareabel yaitu vareabel bebas (independent vareabel) dan vareabel terikat (dependent vareabel) dimana vareabel bebasnya adalah “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah” sedangkan vareabel terikatnya adalah “Kedisiplinan Guru”
Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik infrensial yang dipergunakan untuk menguji hipotesa dan selanjutnya menarik kesimpulan mengenai ada tidaknya pengaruh yang signifikan diantara vareabel yang sedang diteliti :

B. POPULASI DAN SAMPLE
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah kepala sekolah dan guru yang ada di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep


2. Sample
Sample adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili terhadap seluruh populasi, dalam hal ini diperoleh sample : guru MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep dengan jumlah keseluruhan laki-laki dan perempuan 15 guru dengan perincian 13 guru laki-laki dan 2 guru perempuan
3. Teknik Sampling
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka melalui pertimbangan dalam teknik sapling ini penulis menggunakan teknik random sampling, sedangkan sampel jenuh yaitu semua populasi menjadi sampel.

C. JENIS DAN SUMBER DATA
1. Jenis Data
Jenis data adalah macam-macam data yang akan diambil untuk dianalisis. Dalam penelitian ini penulis mengelompokkan dua jenis data yang dipergunakan yaitu :
a. Jenis Data Kualitatif
Data kualitatif yang diambil meliputi :
1) Sekilas tentang sejarah MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep.
2) Pengaruh kepemimpinan Kepala sekolah di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep.
3) Kedisiplinan di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Gili Genting Sumenep
b. Jenis Data Kuantitatif
Jenis data kuantitatif yang diambil meliputi :
1) Jumlah guru di MA Al-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data disini yaitu subyek dari mana data di peroleh. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data peneliti mengklasifikasikan menjadi tiga tingkatan yaitu (data berupa orang), place (data berupa tempat), paper (data berupa simbol). Adapun sumber data yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Informan
Yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi atau keterangan yang terkait dengan kegiatan penelitian ini yaitu tentang Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kedisiplinan Guru Di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep
2. Dokumen
Yaitu berupa data-data tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu tentang Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kedisiplinan Guru Di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu antara lain :
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan teknik partisipan, untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan. Dalam metode observasi ini peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam pengumpulan data. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang di teliti.
Observasi ini dapat dilakukan dengan terjun langsung dalam menjajaki mengenai obyek penelitian dan segala hal yang berkenaan dengan kegiatan penelitian tersebut. Dengan metode ini peneliti dapat mengamati keadaan MA AL-ARIEF secara langsung sehingga paham secara mendalam bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru.
2. Wawancara
Merupakan alat yang paling ampuh untuk mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya, baik terkait dengan bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF, melalui tanya jawab peneliti dapat memasuki alam pikiran orang lain (obyek yang di teliti), sehingga peneliti memperoleh gambaran tentang apa yang mereka maksudkan.
Wawancara ini dilakukan dengan orang-orang yang berhubungan langsung dengan lembaga pendidikan MA AL-ARIEF
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah penelitian terhadap benda seperti buku, majalah, koran, dan lain-lain. Teknik peneliti ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder (data yang sudah dikumpulkan orang lain) yang berhubungan dengan tema penelitian.
4. Catatan Lapangan
Merupakan sebuah catatan atau goresan dalam sebuah buku yang dilakukan ketika melakukan sebuah penelitian observasi ataupun wawancara pada saat terjun langsung ke lapangan agar data yang di peroleh tidak hilang dan kevaliditasannya terjaga.

E. TEHNIK ANALISA DATA
Yang dimaksud analisa data (Bogdan dan Bicker, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan serta memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di kelola, mensistimatikannya, mencari dan menemukan pola apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain.
Sehubungan dengan penelitian ini maka, data-data yang sudah terkumpul melalui observasi, wawancara, dokumentasi, maupun catatan lapangan diurutkan dan diorganisasikan dalam kategori atau pokok-pokok bahasan yang untuk selanjutnya di usulkan dan di uraikan sedemikian rupa kemudian di kaitkan dengan teori yang ada.
Dalam hal ini peneliti menggunakan analisa domain, analisa domain merupakan analisa yang mempunyai tujuan mengidentifikasi kategori-kategori pemikiran-pemikiran yang asli serta memperoleh pandangan awal suatu permasalahan yang akan diteliti
Adapun langkah-langkah atau prosedur analisa domain sebagai berikut :
1. Memilih satu hubungan semantik tunggal, diawali dengan cara dari hubungan semantik universal kemudian hubungan semantik yang sangat di ekpresikan oleh informan dalam wawancara atau interview.
2. Mempersiapkan satu kertas kerja analisa domain, untuk menggaris bawahi atau memberi keterangan pada istilah-istilah penduduk asli untuk mengidentifikasi domain.
3. Memilih satu sampel dari pernyataan informan.
4. Mencari istilah pencakup dan tercakup yang memungkinkan dan sesuai dengan semantik.
Sedangkan data kuantitatif dianalisi dengan analisis statistic, Karena penelitian ini bertujuan menghubungkan dua vareabel, maka penulis menggunakan teknik analisis Product Moment, yaitu :



Keterangan :
= Angka indek korelasi antara vareabel X dan vareabel Y
= Jumlah dari hasil perkalian antara devisi sector-sektor vareabel X (yaitu : x)
dan devisi sektor-sektor vareabel Y (yaitu : y)
= Devisi standar dari vareabel X
= Devisi standar dari vareabel Y
= Number of cases
Variabel X yang dimaksud adalah pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, sedangkan vareabel Y adalah kedisiplinan guru.










BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
1. Nama dan Letak Georafis
Madrasah Aliyah (MA) AL-ARIEF adalah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berada di Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep yang berdiri pada tahun 2003 berada dilokasi yang sangat menguntungkan, karena terletak tidak jauh dari jalan raya. Dengan kondisi demikian maka untuk menjangkau MA Al-ARIEF tersebut sangat mudah.
2. Sejarah Berdirinya MA AL-ARIEF
Madrasah Aliyah (MA) AL-ARIEF yang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal juga mempunyai status swasta yang ada di Pesantren AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep.
Gagasan atau ide pertama kali untuk mendirikan MA AL-ARIEF adalah K. Sutarman S. Pd, beliau adalah salah satu pimpinan di pesantren AL-ARIEF yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang, maka K. Sutarman bekerja sama dengan bapak Sahril S.E yang kebetulan mereka teman akrab dan sama-sama menjabat sebagai guru, akhirnya kesepakatan mereka disetujui untuk mendirikan lembaga pendidikan Madrasah Aliyah (MA) yang bertujuan untuk menampung siswa lulusan SD atau MI supaya tetap sekolah, kemudian pada tahun 2003-2005 madrasah ini pertama kali dipimpin oleh K. Sutarman, S. Pd, kemudian pada tahun 2005 sampai sekarang dilanjutkan oleh bapak Sahril, S.E.
3. Visi dan Misi Madrasah
a. Visi
Terwujudnya manusia berakhlakul karimah, cerdas, tangkas, berwawasan IPTEK dan IPTAQ, yang peduli kepada diri sendiri, masyarakat, agama, bangsa, dan Negara.
b. Misi
Menyelenggarakan pendidikan bernuansa islami yang berorentasi pada mutu keilmuan, keagamaan, moral, dan social sehingga mampu menyiapkan sumber daya insani yang mempunyai kualitas di bidang IPTEK dan IPTAQ.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep sebagai berikut :

BAGAN 4.1
Struktur Organisasi
MA AL-ARIEF
Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep
Tahun Ajaran 2007-2008














Sumber : Dokumentasi MA AL-ARIEF



5. Fasilitas Madrasah
Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep, maka diperlukan beberapa fasilitas yang menunjang dalam pencapaian tujuan tersebut :
Adapun fasilitas-fasilitas yang tersedia meliputi :
a. Ruang kelas masing-masing lembaga
b. Ruang kepala sekolah
c. Ruang guru
d. Ruang waka madrasah
e. Ruang BP
f. Ruang UKS
g. Ruang Perpustakaan
h. Ruang OSIS
i. Koperasi Sekolah
j. Kantin sekolah
k. Kamar Mandi (WC)
l. Mushalla
6. Keadaan Pendidik
Dalam hal ini keadaan pendidik mempunyai tugas yang harus dilaksanakan dalam rangka menjamin kelancaran penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di Madrasah Aliyah AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
Tabel : 4.1
Daftar Guru MA AL-ARIEF
Tahun Ajaran 2007-2008
NO NAMA L/P TTL JABATAN PEND. TH.MASUK BID. AJAR
1 H.M. Sahril S.E L SMP.17-03-69 Kepala SI 2005 Ekonomi
2 K. Sutarman M. Pd L SMP.23-11-77 Wakasus SI 2005 PPKn,Biologi
3 Abd. Mukit S.Pd.I L SMP.27-09-78 Wakasis SI 2005 Fiqih
4 Siti Hasiyah S.Pd.I P SMP.03-01-82 W.Kls XI SI 2005 B. Arab
5 M. Nasib B. S. Ag L SMP.13-12-70 HUMAS SI 2006 Aqidah
6 Homsi S. Pd L SMP.27-01-81 SAR-PRA SI 2005 B. Indonesia
7 Salamet S. Pd.I L SMP.01-02-81 GT SI 2006 SKI,Hadist
8 Suryadi S. Pd L SMP.14-04-80 GT SI 2005 B. Ingris
9 Agus S. Pd.I L SMP.07-07-78 W. Kls X SI 2005 TIK
10 Ach. Riyono S.Sos.I L SMP.15-06-82 W.Kls. X SI 2005 Sejarah
11 Imam Hanafi S.Pd.I L SMP.09-07-82 BP SI 2006 Sosiologi
12 Hendri S. Pd L SMP.24-09-79 W.Kls XII SI 2006 MTK,Fisika
13 Sayuno S. Pd L SMP.18-11-71 GT SI 2005 Geografi
14 K. Fauzi Rowi S.Pd L SMP.23-03-74 GT SI 2005 Fisika
15 Misnayati S. Pd P SMP.14-01-81 KA.TU SI 2005 Fisika
Sumber : Dokumentasi MA AL-ARIEF



B. SAJIAN DATA
1. Sajian Data
a. Sajian data tentang kepemimpinan kepala sekolah
Sajian dan analisis data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada guru-guru di MA AL-ARIEF tentang kepemimpinan kepala sekolah dapat dipaparkan sebagai berikut :
Tabel 4.2
Tentang kepemimpinan kepala sekolah yang mendorong untuk memunculkan inisiatif baru untuk mewujudkan beban kerja secara efektif
No. Item Alternatif Jawaban F %
1 a. Ya, Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 8
7
- 53,33
46,67
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan table 4.2 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 8 guru atau 53,33% mengatakan kepala sekolah selalu memunculkan inisiatif baru, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 7 guru atau 46,67%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.


Tabel 4.3
Tabel kepemimpinan kepala sekolah yang cakap bergaul dan memahami tingkah laku bawahannya
No. Item Alternatif Jawaban F %
2 a. Ya, Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 8
7
- 53,33
46,67
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan table 4.3 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 8 guru atau 53,33% mengatakan kepala sekolah selalu cakap bergaul dan memahami tingkah laku bawahannya, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 7 guru atau 46,67%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
Tabel 4.4
Tentang kepemimpinan kepala sekolah yang selalu berusaha menolong guru dan stafnya dalam menghadapi kesulitan dalam pendidikan
No. Item Alternatif Jawaban F %
3 a. Ya, Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 9
6
- 60
40
-
Jumlah 15 100,00
Berdasarkan table 4.4 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 9 guru atau 60% mengatakan kepala sekolah selalu menolong guru dan stafnya dalam menghadapi kesulitan dalam pendidikan, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 6 guru atau 40%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
Table 4.5
Tentang kepala sekolah yang selalu mendahulukan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi
No. Item Alternatif Jawaban F %
4 a. Ya, Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 9
6
- 60
40
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 9 guru atau 60% mengatakan kepala sekolah selalu menolong guru dan stafnya dalam menghadapi kesulitan dalam pendidikan, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 6 guru atau 40%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.

Tabel 4.6
Tentang sikap kepala sekolah jika ada diantara guru dan stafnya yang tidak setuju dengan keputusan yang diambil
No. Item Alternatif Jawaban F %
5 a. Menerimanya
b. Diam saja
c. Emosi/amarah 10
5
- 66,67
33,33
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 10 guru atau 66,67% mengatakan kepala sekolah menerimanya jika ada stafnya yang tidak setuju dengan keputusan yang diambil, sedangkan yang diam saja 5 guru atau 33,33%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.

Tabel 4.7
Tentang sikap adil kepala sekolah dalam membagi tugas atau pekerjaan tanpa memperhatikan bobotnya
No. Item Alternatif Jawaban F %
6 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 10
4
1 66,67
26,67
6,67
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.7 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 10 guru atau 66,67% mengatakan bahwa kepala sekolah bersikap adil dalam membagi tugas atau pekerjaan tanpa memperhatikan bobotnya, sedangkan yang mengatakan kadang-kadang 4 guru atau 26,67%, dan guru yang menjawab tidak pernah 1 guru 6,67.
Tabel 4.8
Tentang kepala sekolah yang menegakkan disiplin diri sendiri lebih utama dari pada menegakkan dari pada menegakkan disiplin kerja guru
No. Item Alternatif Jawaban F %
7 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 12
3
- 80
20
-
Jumlah 15 100,00
Berdasarkan tabel 4.8 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 12 guru atau 80% mengatakan bahwa kepala sekolah selalu menekankan disiplin diri sendiri dari pada menekankan disiplin kerja guru, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 3 guru atau 20%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
Tabel 4.9
Tentang tanggung jawab kepala sekolah terhadap seluruh kegiatan-kegiatan di sekolah
No. Item Alternatif Jawaban F %
2 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 8
7
- 53,33
46,67
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 8 guru atau 53,33% mengatakan bahwa kepala sekolah selalu bertanggung terhadap seluruh kegiatan-kegiatan di sekolah, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 7 guru atau 46,67%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.




Tabel 4.10
Tentang kepala sekolah dalam mengatur pembagian tugas atau wewenang
No. Item Alternatif Jawaban F %
8 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 13
2
- 86,67
13,3
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.10 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 13 guru atau 86,67% mengatakan bahwa kepala sekolah selalu mengatur pembagian tugas atau wewenang yang telah dibuat, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 2 guru atau 13,3%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.

Tabel 4.11
Tentang pengawasan dan pengendalian kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru
No. Item Alternatif Jawaban F %
9 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 7
8
- 46,67
53,33
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.11 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 7 guru atau 46,67% mengatakan bahwa kepala sekolah selalu melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja guru, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 8 guru atau 53,33%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
b. Sajian data tentang kedisiplinan guru
Setelah data yang dikumpulkan tentang kedisiplinan guru dapat dipaparkan sebagai berikut :

Tabel 4.12
Tentang kurikulum yang digunakan oleh bapak atau ibu saat ini

No. Item Alternatif Jawaban F %
10 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 11
4
- 73,33
26,67
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.12 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 11 guru atau 73,33% mengatakan bahwa bapak atau ibu yang selalu menggunakan kurikulum yang berlaku saat ini, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 4 guru atau 26,67%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
Tabel 4.13
Tentang ketepatan guru waktu masuk dan pulang

No. Item Alternatif Jawaban F %
11 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 9
4
2 60
26,67
13,33
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.13 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 9 guru atau 60% mengatakan bahwa bapak atau ibu yang selalu tepat waktu, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 4 guru atau 26,67%, dan guru yang menjawab tidak pernah 2 guru atau 13,33
Tabel 4.14
Tentang guru yang mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah disepakati

No. Item Alternatif Jawaban F %
12 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 10
4
1 66,67
26,67
6,67
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.14 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 10 guru atau 66,67% mengatakan bahwa bapak atau ibu yang selalu mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 4 guru atau 26,67%, dan guru yang menjawab tidak pernah 1 guru atau 6,67%

Tabel 4.15
Tentang guru yang membantu kelancaran dalam proses belajar mengajar
No. Item Alternatif Jawaban F %
13 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 7
8
- 46,67
53,33
-
Jumlah 15 100,00
Berdasarkan tabel 4.15 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 7 guru atau 46,67% mengatakan bahwa bapak atau ibu yang selalu membantu dalam kelancaran proses belajar mengajar, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 8 guru atau 53,33%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
Tabel 4.16
Tentang bimbingan yang diberikan oleh bapak atau ibu kepada siswa sesuai dengan jadwal
No. Item Alternatif Jawaban F %
14 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 12
2
1 80
13,33
6,67
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.16 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 12 guru atau 80% mengatakan bahwa bapak atau ibu yang selalu memberikan bimbingan pada siswa sesuai dengan jadwal, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 2 guru atau 13,33%, dan guru yang menjawab tidak pernah 1 guru atau 6,67%.
Tabel 4.17
Tentang fasilitas yang diciptakan oleh bapak atau ibu bagi terlaksananya diskusi kelas

No. Item Alternatif Jawaban F %
15 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 10
5
- 66,67
33,33
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.17 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa 10 guru atau 66,67% mengatakan bahwa bapak atau ibu yang selalu menciptakan fasilitas bagi terlaksananya diskusi kelas, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 5 guru atau 33,33%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.

Tabel 4.18
Tentang media belajar yang digunakan oleh bapak atau ibu untuk membangkitkan minat belajar siswa
No. Item Alternatif Jawaban F %
16 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 12
3
- 80
20
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.18 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 18 guru atau 80% mengatakan bahwa bapak atau ibu yang selalu menggunakan media belajar untuk membangkitkan minat belajar siswa, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 3 guru atau 20%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
Tabel 4.19
Tentang guru yang menyusun dan mengembangkan ujian formatif dan sumatif
No. Item Alternatif Jawaban F %
17 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 12
2
1 80
13,33
6,67
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.19 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 12 guru atau 80% mengatakan bahwa bapak atau ibu yang selalu menyusun dan mengembangkan ujian formatif dan sumatif, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 2 guru atau 13,33%, dan guru yang menjawab tidak pernah 1 guru atau 6,67%.
Tabel 4.20
Tentang guru dalam menegakkan peraturan dan tata tertib sekolah

No. Item Alternatif Jawaban F %
18 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 7
8
- 46,67
53,33
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.20 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 7 guru atau 46,67% mengatakan bahwa bapak atau ibu yang selalu mematuhi aturan dan tata tertib sekolah, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 8 guru atau 53,33%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.

Tabel 4.21
Tentang keterbukaan kepala sekolah dalam memecahkan masalah kepada guru

No. Item Alternatif Jawaban F %
19 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak Pernah 12
3
- 80
20
-
Jumlah 15 100,00

Berdasarkan tabel 4.21 tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 12 guru atau 80% mengatakan bahwa kepala sekolah selalu terbuka dalam memecahkan masalah, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 3 guru atau 20%, dan guru yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
Tabel 4.22
Rekapitulasi jawaban angket vareabel X (vareabel independen)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2 2
2
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2 2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3 3
2
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3 3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
3
3
3 2
3
3
2
3
3
2
3
2
1
3
3
3
3
3 3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3 3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3 3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3 3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3 27
27
29
22
25
25
29
24
25
21
29
26
28
30
28

393

Tabel 4.23
Rekapitulasi jawaban angket vareabel Y (vareabel dependen)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3 3
3
3
2
3
1
3
1
3
2
3
3
3
3
2 2
3
3
2
2
3
3
1
3
3
3
3
3
3
2 2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
3
3
2
3 3
3
3
3
2
2
3
3
3
1
3
3
3
3
3 3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3 3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3 3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3 3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
3
2 3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3 28
30
27
25
25
24
29
23
25
24
27
30
27
28
27

399

C. ANALISA DATA
Yang dimaksud analisa data adalah upaya untuk mencari data penelitian dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Menganalisa data penelitian merupakan satu langkah yang sangat penting dalam penelitian yang pada prinsipnya berkaitan dengan pengujian hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian tersebut yang didasarkan atas dasar-dasar yang diperoleh dari hasil penelitian. Sesuai dengan tema dalam penelitian ini yaitu : “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kedisiplinan Guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep”, maka vareabel penelitian ini adalah :
1. Kepemimpinan kepala sekolah adalah vareabel X (vareabel independent)
2. Kedisiplinan guru adalah vareabel Y (vareabel dependen)
Dari permasalahan diatas peneliti mengajukan hipotesis alternatif sebagai berikut : “Ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep” dengan kata lain ada hubungan antara vareabel X dengan vareabel Y.
Sedangkan hipotesis nihilnya adalah “Tidak ada pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep”, atau dengan kata lain tidak ada hubungan antara vareabel X dengan vareabel Y.
Sesuai dengan data karakteristik data yang bersifat kuantitatif yakni data yang berbentuk angka-angka bilngan, jadi data penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan statistic infrensial dengan menggunakan korelasi product moment ( ), yaitu untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara dua variabel (variabel X dan variabel Y).
1. Analisa data tentang kepemimpinan kepala sekolah
Untuk menganalisa data tentang kepemimpinan kepala sekolah dipergunakan responden guru dengan penyebaran angket. Adapun hasil pendekatan responden guru dengan tersebut disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.24
Hasil skoring responden guru MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep tentang kepemimpinan kepala sekolah (variabel independen)
Subyek Skoring
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 27
27
29
22
25
25
29
24
25
21
29
26
28
30
28

393
Dari tabel diatas dapat ditentukan meannya dengan rumus sebagai berikut :


Dengan demikian, mean dari kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dengan hasil 26,2.
Untuk memberikan penjelasan tentang hasil analisis data tentang kepemimpinan kepala sekolah diatas, maka dapat ditentukan sebagai berikut :
Nilai Maksimal : 10x3 = 30
Nilai Standart : 10x2 = 20
Nilai Minimal : 10x1 = 10
Dengan kata lain :
a. Apabila perolehan analisis data diperoleh antara 10 s/d 19 dikatakan di bawah standart.
b. Apabila diperoleh angka dengan hasil antara 20 s/d 29 dikatakan di atas standart.
c. Apabila diperoleh angka 30 dikatakan sempurna.
Berdasarkan pedoman di atas, hasil analisis data tentang kepemimpinan kepala sekolah diperoleh hasil sebesar 26,2 , maka dapat dikatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah cukup baik atau diatas standart.

Tabel 4.25
Hasil Skoring Responden Guru MA AL-ARIEF Tentang Kedisiplinan Guru (vareabel dependent)
Subyek Skoring
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 28
30
27
25
25
24
29
23
25
24
27
30
27
28
27

399

Dari tabel di atas dapat ditentukan meannya dengan rumus sebagai berikut:

Dengan demikian, mean dari kedisiplinan guru diperoleh dengan hasil 26,6, untuk memberikan penjelasan tentang hasil analisis data tentang kedisiplinan guru di atas, maka dapat ditentukan sebagai berikut :
Nilai Maksimal : 10x3 = 30
Nilai Standart : 10x3 = 20
Nilai Minimal : 10x1 = 10
Dengan kata lain :
a. Apabila perolehan analisis data diperoleh antara 10 s/d 19 dikatakan di bawah standart.
b. Apabila diperoleh angka dengan hasil antara 20 s/d 29 dikatakan di atas standart.
c. Apabila diperoleh angka 30 dikatakan sempurna.
2. Analisis data tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep.
Tabel berikut ini peneliti sajikan tabel kerja atau tabel perhitungan sekolah terhadap kedisiplinan guru.

Tabel 4.26
Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep
Subyek X Y x
y
x.y
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15 27
27
29
22
25
25
29
24
25
21
29
26
28
30
28 28
30
27
25
25
24
29
23
25
24
27
30
27
28
27 0,8
0,8
2,8
-4,2
-1,2
-3,2
2,8
-2,2
-1,2
-5,2
2,8
-0,2
1,8
3,8
1,8 0,64
0,64
7,84
17,64
1,44
10,24
7,84
8,84
1,44
27,04
7,84
0,04
3,24
14,44
4,84 1,4
3,4
0,4
-1,6
-1,6
-2,6
2,4
-3,6
-1,6
-2,6
0,4
3,4
0,4
1,4
0,4 1,96
11,56
0,16
2,56
2,56
6,76
5,76
12,96
2,56
6,76
0,16
11,56
0,16
1,96
0,16 1,12
2,72
1,12
1,12
1,92
8,32
6,72
7,92
1,92
13,52
1,12
0,62
0,72
5,32
0,88

393 399 0 110 0 6,76 55,28

Adapun langkah-langkah mencari adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dalam menurut responden guru diperoleh hasil sebesar 26,2 , maka hal ini didasarkan pada criteria penilaian apabila diperoleh angka 20-29 dikatakan diatas standar, sedangkan menurut responden guru diperoleh hasil sebesar 26,6 , maka hal ini didasarkan pada kriteria penilaian apabila diperoleh angka 20-29 dikatakan di atas standart.
Tabel 4.27
Pedoman interpretasi angka indeks korelasi “r” produk moment ( )
Besarnya “r”
Product Moment ( )
Interpretasi
0,00-0,20 Antara vareabel X dan vareabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan (dengan tidak ada korelasi antara vareabel X dan vareabel Y)
0,20-0,40 Natara vareabel X dan vareabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70 Antara vareabel X dan vareabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90 Anatara vareabel X dan vareabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-1,00 Antara vareabel X dan vareabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Dari perhitungan tersebut di atas, telah berhasil penulis peroleh sebesar 0,643, jika diperhatikan maka angka indeks korelasi yang telah diperoleh itu tidak tertanda negatif. Ini berarti korelasi antara vareabel X (kepemimpinan kepala sekolah) dan vareabel Y (kedisiplinan guru) terdapat hubungan dengan istilah lain terdapat korelasi positif diantara kedua vareabel tersebut, artinya kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan guru
Selanjutnya apabila dilihat dari besarnya yang diperoleh yaitu 0,643 ternyata terletak antara 0,40-0,70. berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan di atas penulis dapat menyatakan bahwa korelasi antara vareabel X dengan vareabel Y itu adalah korelasi yang tergolong sedang atau cukup. Jadi pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep menghasilkan cukup atau sedang.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah didapat bukti-bukti dari hasil analisis data tersebut di atas dapat penulis ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisis data yang diperoleh oleh peneliti terkait dengan kepemimpinan kepala sekolah di MA AL-ARIEF bisa dikategorikan di atas standart dengan perolehan data 26,2 , dan berdasarkan kriteria penilaian diperoleh angka 20-29 maka dikatakan di atas standart.
2. Kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF berdasarkan analisis data yang diperoleh bisa dikategorikan di atas standart dengan perolehan data 26,6 , sedangkan dari hasil kriteria diperoleh angka 20-29 dan bisa dikatakan di atas standart
3. Berdasarkan hasil perhitungan dalam analisis data tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MA AL-ARIEF diperoleh sebesar 0,643, dan dari hasil tersebut apabila dilihat dari pedoman interpretasi angka indeks korelasi “r” product moment ( ) terletak diantara 0,70 yaitu tergolong cukup.




B. SARAN-SARAN
Saran-saran ini penulis tujukan kepada :
1. Kepala Sekolah
Dalam rangka pelaksanaan pembinaan kepala sekolah dan guru-guru sudah cukup baik dan harus dipertahankan kondisi yang seperti ini, akan tetapi ada hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya :
a. Seorang kepala sekolah harus terus memberi motivasi kepada guru agar semangat bekerja tetap terjaga.
b. Seorang kepala sekolah harus senantiasa melibatkan semua staf dalam melaksanakan tugas pendidikan.
c. Seorang kepala sekolah harus lebih meningkatkan lagi tentang kedisiplinan anggotanya
d. Seorang kepala sekolah harus selalu memunculkan inovasi-inovasi baru yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.
2. Guru
a. Kepada semua guru di MA AL-ARIEF pada khususnya dan guru-guru atau calon guru yang membaca hasil penelitian ini diharapkan agar lebih meningkatkan tanggung jawab yang diembannya karena akan berimbas pada anak didik yang mereka bombing.
b. Setiap guru hendaknya selalu tertib dalam melaksanakan administrasi kelas, karena dengan administrasi yang baik lembaga itu dapat akan mudah berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

3. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua, hendaknya harus bisa memberikan motivasi kepada anaknya lebih-lebih control kepada anaknya harus diperketat karena melihat zaman yang sudah bertambah modern.


DAFTAR PUSTAKA

Wahjosumidjo 1995. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Erlangga

Idachi Anwar, Moch. 2003. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: PT. Al-Fabeta

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Bennis Warren & Nanus Burt. 1990. Kepemimpinan “Startegi Dalam Mengembangkan Tanggung Jawab”. Jakarta: Erlangga

Fattah Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Soetopo Hendiyat. 1998. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Martoyo Susilo. 1988. Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan, Yogyakarta: BPFE

Bahri Djamroh, Syaiful. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nasution. 1990. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara

Sagala, Saiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. 1990. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta


BLANGKO PEGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Judul skripsi yang disusun oleh :
Nama Mahasiswa : Siti. Badi’atul Umamah
Tempat/Tanggal Lahir : Sumenep. 05. Agustus 1983
NIM/NIMKO : 2007580101534/2007.4.058.0001.1.00913
Semester/Prodi : VIII/PAI
Judul Skripsi : Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kedisiplinan Guru Di MA AL-ARIEF Desa Jate Gili Raja Gili Genting Sumenep
Pembimbing I : Drs. H. Fatihuddin Munawir, M. Ag
Pembimbing II : Drs. Naf’an Abu Mansur, M. Pd

Gresik,…Mei 2008
Yang mengajukan

Siti. Badi’atul Umamah


DISETUJUI,
Pada tanggal, ……………… ……. 2009

Drs. Naf’an Abu Mansur, P. Pd.

ANGKET GURU

Identitas Responden
Nama : _______________________Nama Sekolah : ________________
Alamat : __________________________
Petunjuk Umum
a. Sebelum mengisi angket ini, tulislah identitas anda di atas
b. Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar
c. Berilah tanda silang

A. Angket Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Pada setiap belajar mengajar berlangsung menurut pendapat bapak/ibu, apakah kepala sekolah selalu terdorong untuk memunculkan inisiatif baru untuk mewujudkan beban kerja secara efektif ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
2. Bagaimana menurut pendapat bapak/ibu jika kepala sekolah sudah mampu bergaul dengan orang lain dan memahami tingkah laku bawahannya selama proses belajar mengajar berlangsung ?
a. Ya, selalu b. Diam saja c. Belu diterima
3. Selama proses belajar mengajar berlangsung jika bapak/ibu menghadapi kesulitan baik itu pekerjaan atau pribadi, apakah kepala sekolah selalu berusaha menolong bapak/ibu ?
b. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Selama proses belajar mengajar berlangsung, menurut pendapat bapak/ibu apakah kepala sekolah selalu mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadinya ?
c. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
5. Menurut pendapat bapak/ibu, bagaimana sikap kepala sekolah jika ada diantara bapak/ibu tidak setuju dengan keputusan yang telah diambil oleh kepala sekolah ?
a. Menerimanya b. Diam saja c. Emosi/marah
6. Dalam proses belajar mengajar, bagaimana menurut pendapat bapak/ibu, apakah kepala sekolah selalu berlaku adil dalam membagi tugas atau pekerjaan ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7. Bagaimana munurut pendapat bapak/ibu, apakah kepala sekolah selalu menegakkan disiplin kerja guru terutama disiplin dari diri sendiri ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
8. Selama proses belajar mengajar berlangsung bagaimana menurut pendapat bapak/ibu, apakah kepala sekolah selalu bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di sekolah ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9. Selam proses belajar mengajar berlangsung, menurut pendapat bapak/ibu apakah kepala sekolah selalu mengatur pembagian tugas ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Selama proses belajar mengajar berlangsung menurut pendapat bapak/ibu, apakah kepala sekolah selalu melaksanakan pengawasan untuk meningkatkan kinerja guru ?
a Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

B. Kedisiplinan Guru
1. Sebagai sorang pendidik, apakah bapak/ibu selalu menggunakan kurikulum yang berlaku ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
2. Dalam setiap mengajar, apakah bapak/ibu selalu datang tepat waktu ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3. Sebagai seorang pendidik, apakah bapak /ibu selalu mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Pada setiap mengajar, apakah bapak/ibu selalu membantu kelancaran dalam belajar mengajar ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
5. Dalam setiap mengajar, apakah bapak/ibu selalu menciptkan fasilitas bagi terlaksananya diskusi kelas ?
a. Ya, selalu b. kadang-kadang c. Tidak pernah
6. Dalam setiap mengajar, apakah bapak/ibu selalu memberikan bimbingan belajar pada siswa sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7. Dalam setiap mengajar, apakah bapak/ibu selalu menggunkan media belajar untuk membangkitkan semangat belajar siswa ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
8. Sebagai seorang pendidik, apakah bapak/ibu selalu menyusun dan mengembangkan ujian formal dan sumatif ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9. Dalam setiap mengajar, apakah bapak/ibu selalu mematuhi tata tertib waktu masuk atau waktu pulang ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Menurut pendapat bapak/ibu, apakah kepala sekolah selalu terbuka dalam memecahkan masalah yang terkait dengan pendidikan ?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar