Sabtu, 27 Februari 2010

Skripsi Tarbiyah

PENGARUH KASIH SAYANG ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI MTs. NURUL ULUM BANMALENG GILI RAJA GILI GENTING SUMENEP
SKRIPSI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Maskumambang Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Serjana Strata Satu (SI) Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam (PAI)







Oleh :

HANIFAH
NIMKO : 2007. 4. 058. 0001. 1. 00914

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
MASKUMAMBANG DUKUN
GRESIK
2009
Nota Dinas
Lampiran : eksemplar
Perihal : Persetujuan Munaqosah Skripsi
Kepada Yang Terhormat :
Bapak Ketua STIT Maskumambang Dukun Gresik
Di –
Gresik

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Setelah diadakan pemeriksaan dan penelitian serta perbaikan seperlunya, maka kami menyatakan bahwa naskah skripsi saudara :
Nama : Hanifah
NIM/NIMKO : 2007580101534/2007.4.058.0001.1.00914
Judul Skripsi : Pengaruh Kasih Sayang Orang Tua Terhadap
Pembentukan Kepribadian Anak Di MTs Nurul Ulum
Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep
Telah dapat diajukan sebagai salah satu syarat menempuh ujian untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1) dalam ilmu pendidikan agama islam pada STIT Maskumambang Dukun Gresik.
Harapan kami semuga skripsi ini dapat diterima dan mendapat pengesahan dari fakultas.
Wassalamu’alaikum warohamtullahi wabarokatuh.

Gresik,…
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


Drs. Fatihuddin Munawir, M. Ag Drs. Naf’an Abu Mansur, M.Pd
























PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orang tuaku tercinta yang setiap saat selalu mendo’akan aku, siang dan malam, membimbing, mengarahakan aku kepada jalan yang lurus, dan selalu menasehati, sehingga aku bisa menjadi seperti ini, memberiku semangat dan dorongan untuk bisa meraih apa yang aku inginkan dan terwujudlah cita-cita yang selama ini aku impikan.
Guru-guru dan para dosen yang selalu memberikan kritik, saran, dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Kepada saudara-saudaraku yang tercinta dan sahabat-sahabatku yang telah banyak membantu, juga memberikan dukungan “Kalianlah yang terbaik”.
Special untuk suamiku tercinta yang selalu memberikan semangat dan selalu setia mendampingiku serta kasih sayang telah diberikan selama ini, hingga kuraih segala harapan dan cita-cita dalam samangat kasih dan sayangnya.
Dan buat semua yang telah membantu yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu namun do’aku selalu menyertaimu atas segala bantuan dan motivasinya.












MOTTO

وَالْيَحْشَ الَّذِ لَوْ تَرَكُوْامِنْ خَلْفِهِمْ ذُ ُرِّيَّةً ضِعَفاً خَا فُوْاعَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوْا اللهَ وَالْيَقُوْ لُوْا قَوْ لاً شَدِ يْداً
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh karena hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar
(QS. An-Nisa’ : )
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala karunia-Nya yang telah penulis nikmati dan rasakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat besarta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membukakan kita dari tabir kegelapan menuju tabir yang terang benerang serta lautan kasih dan sayang yang takterhingga.
Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Pengaruh Kasih Sayang Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep”, berarti telah terpenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar serjana Pendidikan Agama Islam pada sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Maskumambang Gresik, meskipun dalam penyelesaian skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini sisebabkan karena keterbatasan penulis dalam segala hal sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dami sempurnanya skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, perkenankan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Fatihuddin Munawir. M. Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Maskumambang Gresik sekaligus dosen Pembimbing I, atas dukungan dan kebijaksanaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Naf’an Abu Mansyur, S. Pd. Selaku dosen Pembimbing II
3. Semua dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Maskumambang Dukun Gresik,. Atas segala dukungannya yang memungkinkan penyelesaian program (SI)
4. Kepada lembaga Pendidikan MTs Nurul Ulum yang telah memberikan keleluasaan untuk melakukan penelitian ini.
5. Kepada kedua orang tuaku, ayah serta ibu yang setiap saat selalu mendo’akan aku, sehingga skripsi ini bisa penulis seleasaikan.
6. Buat semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas baik moral maupun moril.
Semuga tuhan yang maha kuasa senantiasa menerima amal perbuatan kita dan melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Semuga skripsi ini dapat diterima dan bermamfaat bagi kita semua, akhirnya khussnya bagi orang tua sebagai bahan pertimbangan dalam mendidik anaknya.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
NOTA PEMBIMBING ………………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO ………………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. v
KATA PENGANTAR …………………………………………………. vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………… viii
DAGTAR TABEL …………………………………………………….. ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………… 3
C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian ……………….. 4
D. Definisi Operasional ……………………………. 5
E. Hipotesis ……………………………………….. 6
F. Sistematika Pembahasan ………………………. 7
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kasih Sayang Orang Tua ……………………… 8
1. Pengertian Kasih Sayang
2. Bentuk Kasih Sayang Orang Tua
3. Sumber Kasih Sayang
B. Pembentukan Keperibadian Anak ……………. 20
1. Pengertian Keperibadian
2. Faktor-faktor Yang Membentuk Keperibadian Anak
3. Ciri-ciri Pribadi yang baik
4. Cara Meningkatkan Keperibadian Anak
5. Pembentukan Keperibadian Anak
C. Pengaruh Kasih Sayang Orang Tua Terhadap Pembentukan
Keperibadian Anak …………………………. 38

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian …………………………. 41
B. Populasi dan Sample ………………………….. 41
1. Populasi
2. Sample
C. Jenis dan Sumber Penelitian ………………… 42
1. Jenis Data
2. Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data ………………….. 44
E. Teknik Analisa Data ………………………… 48
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ………… 50
1. Nama dan Letak Madrasah
2. Sejarah Berdirinya Madrasah
3. Tujuan Kelembagaan
4. Struktur Organisasi
5. Fasilitas Madrasah
6. Keadaan Pendidik dan Anak Didik
B. Sajian Data ………………………………….. 56
C. Analisa Data ………………………………… 73
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………. 83
B. Saran-saran …………………………………. 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN






DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Keadaan pendidik atau guru di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng
Gili Raja Gili Genting Sumenep
Tabel 4,2 Keadaan anak didik MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja
Gili Genting Sumenep
Tabel 4.3 Tentang orang tua yang memberikan ciuman kepada anak sebagai
rasa sayang
Tabel 4.4 Tentang orang tua yang memberikan pelukan saat anak meraih
Keberhasilan
Tabel 4.5 Tentang orang tua yang mendampangi anak pada saat belajar
Tabel 4.6 Tentang orang tua yang selalu menekankan bersikap baik pada
sesama
Tabel 4.7 Tentang orang tua yang bersikap tidak adil
Tabel 4.8 Tentang orang tua yang suka membanding-bandingkan anak
dengan temen atau saudara
Tabel 4.9 Tentang orang tua yang masih sempat meluangkan waktunya pada
anak untuk bermain
Tabel 4.10 Tentang orang tua yang memberikan kesempatan pada anak untuk
Bermain
Tabel 4.11 Tentang orang tua yang memberikan pelajaran yang terbaik bagi
anak.
Tabel 4.12 Tentang orang tua yang menerapkan kasih sayang pada keluarganya
Tabel 4.13 Tentang anak yang berbicara dengan baik dan sopan pada orang
yang lebih tua
Tabel 4.14 Tentang anak yang sering salah dalam berbicara kemudian
memperbaiki Kesalahannya
Tabel 4.15 Tentang anak yang bergegas shalat ketika mendengar adzan dan
meningkatkan film kesayangannya
Tabel 4.16 Tentang anak yang menghormati orang yang lebih tua atau dewasa
Tabel 4.17 Tentang cara berpakaian anak sudah sesuai menurut syari’at islam
Tabel 4.18 Tentang orang tua yang meminta anak untuk berpakaian yang baik
dan Sopan
Tabel 4.19 Tentang pengaruh orang tua yang selalu mendidik anak agar
menjauhi sifat jelek
Tabel 4.20 Tentang orang tua yang selalu mengajarkan anak untuk tidak
berbohong pada orang lain
Tabel 4.21 Tentang orang tua yang memberikan nasehat pada anak untuk
meninggalkan kebiasaan buruk
Tabel 4.22 Tentang orang tua yang mengajarkan anak untuk membiasakan
berdo’a sesudah sholat
Tabel 4.23 Rekapitulasi jawaban angket vareabel X (vareabel independent)
Tabel 4.24 Rekapitulasi jawaban angket vareabel Y (vareabel dependent)
Tabel 4.25 Hasil skoring responden siswa MTs Nurul Ulum tentang kasih
sayang orang tua (vareabel independen)
Tabel 4.26 Hasil skoring rsponden siswa MTs Nurul Ulum tentang
kepribadian anak (vareabel dependent)
Tabel 4.27 Pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan
kepribadian anak di MTs Nurul Ulum
Tabel 4.28 Pedoman interpretasi angka indeks korelasi “r” Product Moment
( )

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pelaksanaan pola asuh yang sering kali diterapkan oleh orang tua terhadap anak-anak adalah kasih sayang, pada hakekatnya pendidikan anak adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian.
Seorang anak adalah kegembiraaan orang tua, keindahan jiwa mereka dan penyejuk pandangan mereka. Banyak orang tua mengatakan bahwa mereka mendidik anaknya dengan cinta, dengan kasih sayang dan penuh perhatian, tetapi mengatakan cinta dan perhatian juga kasih sayang tidak semudah diperkirakan, salah memilih cara mengungkapkan cinta bisa membuat anak salah menangkapnya.
Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia. Seorang anak membutuhkan orang lain dalam perkembangan, dan orang lain yang paling utama dan pertama bertanggungjawab adalah orang tua itu sendiri. Orang tualah yang bertanggungjawab memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak baik berupa makanan, maupun kebutuhan psikis, seperti ; kebutuhan akan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman, ucapan-ucapan, dan perhatian. Dengan demikian kita harapkan seorang akan dapat berkembang dan tumbuh kearah suatu kepribadian yang harmunis dan matang sebagaimana yang diharapkan.
Rasa kasih sayang pasti dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang merupakan bagian dari hidup manusia, kasih sayang berlebihan cenderung merupakan pemanjaan dan pemanjaan bagi seorang anak akan berakibat kurang baik, karena umumnya seorang anak yang dimanjakan menjadi anak yang sombong, pemboros, tidak sholeh, dan tidak menghormati orang tua.
Peran dan tanggung jawab kita sebagai orang tua haruslah dimulai sejak terbentuknya anak yang baru, lebih-lebih sejak anak itu dilahirkan. Karena sejak saat itu seorang sudah mulai mudah menerima rangsangan dari luar dirinya,dia mulai mempelajari bagaimana dia harus menerima, mengulah, dan bereaksi terhadap suatu rangsangan, tetapi dipihak lain dia mulai pola-pola khusus akibat rangsangan tersebut. Pola-pola inilah yang kemudian menjadi pola dasar perkembangan kepribadian.
Orang tua wajib memikul tanggungjawab untuk memberikan pendidikanyang benar kepada anak dirumah, dan di dalam lingkungan keluarga, dan memelihara mereka dengan cinta dan kasih sayang menurut etika islam. Semua pembicaraan yang ada dalam al-quran tentang anak adalah pembicaraan tentang cinta kasih, sayang, dan kelembutan. Seorang anak merupakan kebahagiaan, buah hati dan nikmat yang agung. Karena itulah, kita lihat hamba-hamba Allah yang maha pengasih adalah orang-orang yang mencintai anak dalam artian selain bertaqwa, bergaul dengan baik, tidak sombong dan mereka juga mencintai anak.
Dengan demikian untuk membentuk kepribadian anak yang islamai, maka sebagai orang tua harus benar-benar memberikan perhatian juga kasih sayang kepada anak-anaknya. Begitu juga dengan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng masih sangat membutuhkan perhatian juga kasih sayang dari orang tuanya jug keluarga, sebab kepribadian anak di MTs Nurul Ulum masih jauh dari apa yang diharapkan. Akan tetapi dalam masalah ini masih banyak dikalangan orang tua yang kurang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak, hal ini bisa disebabkan tentang rendahnya tingkat kesadaran tentang kasih sayang dan juga karena terlalu sibuknya orang tua.
Hal ini merupakan masalah yang perlu diteliti dan akhirnya penulis tetapkan bahwa pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum yang diangkat dalam pembahasan skripsi ini

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan pokok adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kasih sayang orang tua terhadap anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep?0
2. Bagaiman pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep?
3. Seberapa jauh pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep?

C. TUJUAN DAN MAMFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk menjawab permasalahan yang diajukan, yaitu;
a. Untuk mengetahui kasih sayang orang tua terhadap anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep.
b. Untuk mengetahui pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep.
c. Untuk mengetahui pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian sorang di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep.
2. Manfaat Penelitian
Selain mempunyai tujuan tertentu, maka penelitian juga diharapkan berguna dan bermanfaat. Karena penelitian ini berhubungan dengan kasih sayang orang dalam upaya membentuk kepribadian anak, maka diharapkan:
a. Sebagai bahan masukan bagi orang tua siswa yang menginginkan putra-putrinya memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan nilai-nilai.
b. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi para guru dan orang tua siswa agar menggalang kerja sama yang baik dalam memberikan dan mencurahkan kasih sayang, sehingga dapat membentuk kepribadian anak dengan baik di MTs Nurul Ulum
c. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan tambahan bagi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Maskumambang sebagai informasi ilmiah secara empiris maupun teoritis khususnya dalam hal pengaruh Kasih Sayang Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak.

D. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari adanya perbedaan konsep yang dapat berakibat pada perbedaan penafsiran atas berbagai persoalan dalam penelitian ini maka diperlukan sebuah penegasan terhadap istilah-istilah yang dapat dijadikan sebagai dasar pijakan dengan judul penelitian “Pengaruh Kasis Sayang Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep ”.
1. Kasih sayang orang tua
Pengertian kasih sayang orang tua diartikan sebagai perasaan yang timbul dari dalam hati dan merupakan suatu ketajaman perasaan yang mengarah pada lemah lembut dari orang tua kepada anak-anaknya dalam bentuk perhatian, pelukan, ciuman, menyambut dan mengajak anak bicara dengan baik, bersikap adil dan bermain dengan baik.
2. Pembentukan kepribadian anak
Pembentukan kepribadian anak adalah suatu proses yang dipergunakan untuk menggambarkan perbuatan-perbuatan fisik yang dapat dilihat dari seseorang (anak) dalam bentuk percakapan atau kebiasaan-kebiasaannya melalui pembinaan iman, akhlak, ibadah, dan agama.

E. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban atau kesimpulan sementara dari permasalahan yang dipertanyakan, sebagai jawaban sementara tentunya tidak dibuat semena-mena melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hipotesis yang merupakan dugaan sementara yang mungkin benar juga mungkin salah, untuk itu perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini meliputi :
1. Hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi :
Ada pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Sumenep
2. Hipotesis Nehil (Ho) yang berbunyi :
Tidak ada pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab saling berkaitan, antara lain :
Bab I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah yang diangkat, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.
Bab II : Pada skripsi ini akan digunakan peneliti untuk mengetengahkan tinjauan teoritis dari masalah yang diangkat dalam tema skripsi ini secara konseptual akan ditentukan landasan teori yang menjadi sandaran dalam mengkaji masalah penelitian dan beberapa bangunan pemikiran awal yang dapat dipilih dan digunakan peneliti dan menelaah persoalan tersebut.
Bab III : Berisikan tentang metodologi penelitian yang membahas tentang rancangan penelitian, populasi dan sample, jenis dan sumber data, , teknik pengumpulan data dan teknik analisa data .
Bab IV : Bab ini adalah yang menjadi akar data kajian skripsi, pada bab ini akan dimuat beberapa hasil temuan peneliti yang menjadi kesimpulan dari hasil penelitian yang berisikan : gambaran secara umum obyek penelitian, sajian data, dan analisa data.
Bab V : Bab ini adalah yang menjadi akar data kajian skripsi, pada bab ini akan dimuat beberapa hasil temuan peneliti yang menjadi kesimpulan sekaligus rekomendasi secara konseptual pada beberapa orang atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. KASIH SAYANG ORANG TUA
1. Pengertian Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang disini adalah perasaan halus dan belas kasih yang muncul dalam hati yang membawa kepada perbuatan amalan utama, memberi maaf, dan berlaku baik, kasih sayang merupakan sifat keutamaan dan ketinggian budi yang menjadikan budi mencurahkan belas kasihan kepada segala hamba Allah SWT. Kasih sayang ini juga merupakan sebuah kelembutan dalam hati nurani dan suatu ketajaman perasaan yang mengarah pada perlakuan lemah lembut terhadap orang lain.
Ada juga yang memberikan penafsiran bahwa kasih sayang merupakan gabungan dari dua kata yang menjadi satu fase, dua kata tersebut adalah “kasih” dan “sayang”. Dengan artian bahwa kata kasih yang berarti perasaan sayang (cinta,suka) sedangkan kata sayang memiliki makna yang luas, kata ini memiliki dua macam makna, makna yang pertama adalah kasihan, terasa menyesal, terasa rugi, dan tidak rela, sedangkan makna yang kedua adalah cinta (kepada), sayang (akan), kasih (kepada) amat suka, mencintai, mengasihi dan sebagai kata panggilan dalam rangka percakapan.
Menurut Wjs. Purwadarminta, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dari pengertian di atas tampak jelas bahwa kasih sayang adalah semacam perasaan yang sangat mendalam, lembut yang ditujukan kepada orang lain atau suatu obyek.
2. Bentuk Kasih Sayang
Seorang anak merupakan suatu kegembiraan orang tua, keindahan jiwa mereka penyejuk pandangan mereka. Sesungguhnya kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anaknya memiliki makna pendidikan yang sangat besar dan penting, sebab dia merupakan tali pengikat jiwa dan ruh antara orang tua dan anak-anaknya dan membuat arahan orang tua kepada anak-anaknya dapat diterima dan dilaksanakan dalam tingkah laku. Begitu pula kelembutan dan kasih sayang yang dirasakan anak dari orang yang ada disekitarnya baik dari orang tua ataupun orang lain sangat mempunyai pengaruh yang sangat besar terutama pada kematangan dan kesehatan jiwa, oleh karena itu memberikan kepuasan kasih sayang kepada anak-anak dengan bentuk yang benar dan jauh dari sikap berlebihan dan memberi mereka kesempatan untuk menampakkan kelembutan dan kasih sayang mereka dengan baik dan benar memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembinaan kepribadian mereka dengan benar. Sedangkan bentuk curahan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya banyak sekali dan sangat beragam, diantaranya adalah :
a. Pelukan dan Ciuman
Sedikit sekali orang yang mampu menggambarkan kebahagiaan batin yang dirasakan oleh seorang anak ketika berada di pangkuan orang tuanya, diajak bercanda dan dicium oleh mereka. Oleh karena itu Rasulullah SAW sangat memperhatikan hal ini dan dalam banyak kesempatan beliau menggunakannya untuk memberikan kepuasan kapada anak-anak.
Sekalipun demikian masih banyak orang tua yang mengikuti akhlak jahiliyah mereka beranggapan bahwa mencium anak-anak bertentangan dengan sifat kesempurnaan lelaki sejati, akibatnya banyak anak-anak yang tidak mendapat salah satu haknya.
b. Menyambut dan mengajak bicara anak dengan baik
Seorang anak seringkali memperhatikan perilaku orang-orang dewasa ketika berhadapan dengan mereka dengan pengamatan yang luar biasa, mungkin hal ini tidak disadari oleh orang dewasa, dalam hal ini Rasulullah SAW telah menekankan pentingnya bersikap baik kepada anak-anak dalam kondisi apapun. Sebagian orang tua menganggap bahwa untuk meluruskan sikap anak yang kurang baik harus ditempuh cara-cara yang keras seperti menghukum, berkata-kata keras dan kasar.
Allah SWT dalam al-Quran mengingatkan secara khusus kepada Nabi Muhammad SAW agar meninggalkan cara-cara kasar sebab kekasaran bukan mendekatkan umat kepadanya akan tetapi justru akan menjauhkannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imron ayat : 159 yang berbunyi :

فَبِمَارَحْمَةٍ مِّنَ للهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ اْلقَلْبِ لاَنْفَضُّوْامِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَا ِورْهُمْ فِي ْالاَمِْر.
(ال عمران : 199)
Artinya : “maka karena rahmat dari Allah, engku bersikap lemah lembut terhadap mereka , sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu, maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampunan bagi mereka dan bersyukurlah dengan mereka dalam suatu urusan (Ali Imron : 199) ”.
Meskipun ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam membina umatnya, tetapi ayat di atas juga berlaku bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya, perkataan kasar dan pembicaraan hukum adalah yang tidak di inginkan oleh semua anak walaupun menurut orang tua semua itu demi kebaikan anak semata, yang dirasakan anak hanyalah bahwa kemarahan itu menjadi bukti ketidak senangan orang tua kepadanya maka satu kunci paling ampuh dalam ilmu mendidik anak adalah dengan berlaku lemah lembut penuh cinta kasih, walau dalam keadaan marah sekalipun.
c. Bersikap Adil
Sikap pilih kasih kepada anak-anak dan mengutamakan salah satu dari mereka adalah sikap yang sangat disayangkan masih ada dikalangan masyarakat kita, banyak orang tua yang cenderung lebih mengutamakan anaknya yang lebih besar atau yang paling kecil atau lebih mengutamakan anak perempuan dari anak laki-laki dan sebaliknya.
Perlakuan yang tidak sama diantara mereka akan menyebabkan mereka lari dari orang tua, akibatnya mereka juga tidak akan berbakti kepada orang tua sebagaimana mestinya, Hanya saja perlu dijelaskan bahwa cinta dan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya tidak boleh melebihi ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah maha adil yang telah menciptakan setiap umat manusia sama dan sederajat di hadapan-Nya, setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan dan dimana ada kekurangan pasti disana ada keistimewaan pula.
Orang tua wajib berhati-hati (bahkan harus sangat berhati-hati) jangan sampai kelewatan berlebihan mencurahkan kasih sayang kepada anak-anaknya sebab ini menimbulkan berbagai akibat negatif seperti terlambatnya kematangan jiwa, ketidak mampuan mereka dalam berinteraksi dengan masyarakat dengan baik dan menghancurkan ikatan yang kuat diantara orang tua dan anak-anak maupun diantara anak-anak itu sendiri.
d. Bermain Dengan Baik
Kecenderungan seorang anak untuk bermain adalah merupakan kecenderungan yang alami, Allah SWT menjadikan dalam diri mereka kecenderungan memenuhi kebutuhan yang hanya bisa diperoleh dengan bermain, oleh karena itu jika ada anak yang tidak mempunyai gairah untuk aktif dan bermain dan lebih cenderung diam maka ini adalah kenyataan yang menyakitkan boleh jadi hal ini disebabkan oleh kelainan fisik atau penyakit kejiwaan karena bila orang tua merasakan gejala itu ada dalam diri anaknya mereka harus segera mencari sebab penyakit dan mengobatinya.
Banyak Para ahli pendidikan telah membuktikan, bahwa dengan bermain, seorang anak dapat menumbuhkan kepekaan panca indera, kecerdasan, motivasi, dan insting kejiwaan dan sosialnya, sedangkan bagi orang dewasa bermain hanyalah sarana untuk mengisi kekosongan saja, akan tetapi tidak bagi seorang anak, bagi seorang anak bermain sangatlah penting, disela-sela aktifitas bermain anak juga bisa mengulang pengalamannya yang lalu hingga mampu memahaminya dengan baik dan kemudian menjadi bagian dari kepribadiannya.
Dr. Muhyiddin Tuq mengatakan bahwa bermain bagi anak-anak mempunyai beberapa manfaat dan nilai positif sebagian darinya bisa kita jadikan pegangan :
1) Nilai Jasmani : sesungguhnya permainan yang menyenangkan sangatlah penting untuk perkembangan otot-otot badan anak dan juga penting untuk memperlancar saluran pembuluh darah serta memfungsikan organ tubuh dengan baik.
2) Nilai Pendidikan : pendidikan memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari banyak hal disela-sela permainan yang beragam seperti pengetahuan anak tentang macam-macam bentuk warna, ukuran dan pakaian.
3) Nilai Akhlak : disela-sela bermain, anak belajar memahami salah dan benar, dia juga mulai belajar memahami apa itu adil, benar, jujur, menguasai jiwa, dan dia juga dapat belajar berjiwa sabar.
4) Nilai Kreatif : Disela-sela bermain,. Seorang anak dapat mengetahui kemungkinan-kemungkinan membentuk, menyusun, mengumpulkan, dan mencoba memikirkan alam nyata.
5) Nilai Kepribadian ; Seorang anak dapat lebih mengenal dirinya, seperti mengetahui kemampuan dirinya, keahliannya, dan hobinya disela-sela bermain dengan yang lainnya. Dia jug dapat membandingkan dirinya dengan yang lain serta dapat mengetahui persoalan dan penyelesaiannya.
6) Nilai Terapi Jiwa : Bermain mempunyai peranan besar dalam mengobati berbagai penyakit dan krisis kejiwaan bila memang ada dan dapat mengantisipasinya sebelum terjadi, sebab seorang anak akan berusaha berpaling dari semua peraturan yang membelenggu dirinya. Oleh karena itu kita bisa melihat bahwa anak hidup di tengah keluarga yang banyak aturan akan mudah jenuh. Bermain juga merupakan sarana yang paling utama bagi anak untuk berpaling dari musuh-musuh yang menjenuhkan.
Dari semua yang telah kita bahas, kita menemukan betapa pentingnya aktifitas bermain bagi anak-anak dan peranannya sangat penting sesuai tingkat kehidupan mereka yang beragam. Oleh karena itu orang tua dianjurkan meluangkan waktu khusus untuk anak-anak bermain.
3. Sumber Kasih Sayang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan banyak menemukan kondisi-kondisi kering, keras, dan dingin hati, serta hilangnya perasaan dan kecintaan, maka dari mana gerangan kita dapat ketahui awal mulanya terjadinya itu semua. Kalau dilihat dari permasalahannya maka akan terlihat bahwa tempat tinggal dan lingkungan keluarga tanpa diragukan lagi, merupakan permulaan yang sebenarnya dari semua kondisi itu. Apabila kasih sayang suami istri dapat meninggalkan perselisihan dan perpecahan telah meliputi keduanya maka apalagi seorang anak ditakdirkan tumbuh dan terdidik pada lingkungan buruk semacam itu, dimana dia menemukan ayahnya mencaci maki ibunya dengan kata-kata kasar dan keji, maka dia akan menjadi besar dimana secara bertahap rasa belas kasih yang telah ditetapkan Allah SWT pada jiwa dan fitrah manusia akan hilang hingga pada akhirnya perasaan kasih sayang akan hilang sama sekali.
Sebuah keluarga merupakan wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Peranan ibu dalam keluarga amat penting, dialah yang mengatur, membuat rumah tangganya menjadi surga bagi anggota keluarganya dan sebagai istri hendaknya dia menjadi seorang perempuan yang bijaksana, mengerti mengenai hak dan kewajibannya yang telah ditentukan oleh agamanya. Sebagaimana telah kita ketahui dalam al-Quran disebutkan bahwa diantara tanda-tanda kebesaran Allah adalah diciptakannya berpasang-pasangan (suami dan istri).
Sebuah keluarga dianggap sebagai tempat berkembangnya individu, dimana keluarga ini merupakan nalar seorang anak. Keluarga juga dinilai sebagai lapangan pertama dimana didalamnya seorang anak akan menemukan pengaruh yang berlaku di masyarakat, hal itu terbukti dalam menentukan pentingnya peran keluarga pada fase pertama dalam kehidupan seorang anak.
Firman Allah SWT dalam al-Quran yang artinya “Dijadikannya diantara kamu rasa kasih sayang”, dalam artian bahwa Allah-lah yang meletakkan kecintaan, kasih sayang, dan ketenangan pada fitrah manusia dan asal mula pembentukannya. Dan awal mula tumbuhnya perasaan pada manusia ini dimulai bersama ungkapan akad nikah secara syari’i antara suami istri yang dikenal dengan ucapan “Ankahtu dan Qobiltu” (Aku nikahkan dan Aku terima), kemudian perasaan ini tumbuh secara berlahan dan menyebar kepada iklim keluarga secara menyeluruh. Dan diantara gejala-gejala hilangnya rasa kasih sayang dalam kehidupan suami-istri adalah apa yang kita saksikan pada suami yang mengutamakan nongkrong di klub-klub dan kafe-kafe dan menghabiskan waktu bersama kawan-kawannya diluar rumah hingga larut malam, demikian pula yang diperbuat oleh istri, dia menghabiskan waktu dengan berbagai hal, yang penting dirinya berada jauh dari suaminya yang telah kehilangan perasaan kasih sayang terhadapnya. Tentu kondisi ini akan berakhir kepada pembunuhan roh kehidupan secara bertahap pada keluarga-keluarga semacam ini, dan rumah akan berubah menjadi bencana, lebih parah dari pada semua itu adalah akibat negatif yang timbul pada anak.
Seorang anak yang setiap harinya menyaksikan serangan-serangan kebencian yang meliputi kedua orang tuanya, maka rohaninya akan tumbuh dan berkembang berdasarkan kekerasan dan kebencian, dai memukul saudara-saudaranya yang lebih kecil dan tidak merasa sayang sedikitpun kepada mereka. Bahkan dia lebih senang kepada orang lain meski mereka adalah orang-orang asing dan tidak senang kepada saudara-saudara dan orang tuanya.
Kepada semua pihak, baik para istri dan suami harus menjaga agar rumah-rumah mereka dan suasana keluarga penuh dengan kecintaan dan kasih sayang, karena tanpa hal itu rumah akan berubah menjadi sebuah penjara dan harga kasih sayang menjadi mahal, disamping merusak tali perkawinan yang baik antara suami dan istri dampak-dampak negatifnya akan berpindah pada anak-anak yang tumbuh di atas kekerasan dan keruwetan jiwa.
Hendaknya semua pihak, para suami dan istri melaksanakan makna ayat ini pada perilaku mereka di rumah, yaitu firman Allah SWT dalam al-Quran Q.S. Al-A’raaf. Ayat. 199 yang berbunyi;

خُذُالْعَفْوَوَأْمُرْبِلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَهِلِيْنَ . (الاعراف : 199)
Artinya : “Jadilah engkau pemaaf dan perintahlah kepada yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh” .
Dalam artian bahwa berpaling dari orang-orang yang bodoh, hendaknya memaafkan perilaku yang muncul dari kelalaian dan kebodohan. Apabila dalam rumah tangga berjalan dengan kasih sayang dan kecintaan, maka anak akan berkembang dengan perasaan yang mulia, kecintaan dan kasih sayang.
Diantara kewajiban-kewajiban terpenting orang tua terhadap anak-anaknya adalah sebagai berikut :
1) Bahwa si bapak memilih istri yang bakal menjadi ibu bagi anak-anaknya ketika berminat hendak kawin, sebab itu mempunyai pengaruh besar pada pendidikan anak-anak dan pada tingkah laku.
2) Memilih nama yang baik bagi anaknya, sebab nama baik itu mempunyai pengaruh positif atas kepribadian manusia, begitu juga atas tingkah laku.
3) Memperbaiki adab dan pengajaran anak-anaknya dan menolong mereka membina aqidah yang benar bagi agama.
4) Orang lain harus memuliakan anak-anaknya berbuat adil dan kebaikan diantar mereka, sebab Rasulullah SAW bersabda : “Dampingilah anak-anakmu dan baikilah adabnya”, (HR. Ibn. Majah).
5) Supaya orang tua memberikan contoh yang baik dan tauladan yang sholeh atas segala yang diajarkannya, juga mereka harus menyediakan suasana rumah tangga yang sholeh.
Rasulullah merupakan seorang tauladan tertinggi dalam kasih sayang dan dalam keseluruhan akhlak mulia, kasih sayang beliau sempurna, kasih sayang beliau meliputi orang beriman dan orang kafir, orang baik dan orang buruk, kerabat keluarga ataupun orang lain, anak kecil dan orang tua, sampai kepada orang tua dan binatang.
Cinta kasih sayang menyayangi terhadap sesamanya, merupakan ajaran islam yang ditekankan oleh Nabi SAW dan juga merupakan perwujudan kesempurnaan iman seseorang.

B. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian merupakan sesuatu yang menjadikan seseorang berperilaku efektif atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh atas perbuatan-perbuatan. Sedangkan pengertian kepribadian menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah merupakan sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan yang lain.
Dari pengertian di atas tampak jelas bahwa kepribadian itu merupakan hasil dari proses kehidupan yang dialami seseorang itu berbeda-beda, karena kepribadian tiap-tiap individu juga berbeda-beda.
Pengertian yang lebih jelas tentang kepribadian menurut beberapa ahli antara lain :
a. Kata kepribadian dalam bahasa Ingris Personality, berasal dari bahasa latin personare yang berarti to sound through (suara tembus). Istilah ini dipergunakan untuk menggambarkan suara percakapan seorang aktor melalui topeng. Pertama kali istilah personal dihubungkan dengan topeng yang dipakai oleh para actor, kemudian lambat laun dipakai untuk menemukan para aktor itu sendiri.
b. Menurut pandangan sosiologi
Kata personality/kepribadian adalah integrasi dari pada sifat-sifat yang menentukan peranan dan status seseorang dalam masyarakat.
c. Menurut Wheeler
Mengemukakan bahwa personality/kepribadian merupakan pola khusus atau keseimbangan dari pada reaksi yang teratur yang menampakkan sifat khusus individu itu diantara individu-individu yang lain .
2. faktor-faktor yang membentuk kepribadian anak
Dari beberapa permasalahan di atas yang menjadi pembahasan paling utama adalah tentang kepribadian serta cara membina dan mendidiknya berdasarkan prinsip-prinsip yang benar. Ketidak pedulian orang tua terhadap keadaan dapat menghancurkan kepribadian anak yang akan mendorong terjadinya praktek penyimpangan yang hina. Dari permasalahan ini apa yang harus kita lakukan agar dapat membangun kepribadian anak atas prinsip-prinsip yang benar dan kuat.
Berikut ini akan disebutkan beberapa langkah yang terang dan dapat dijadikan petunjuk sebagaimana terkandung dalam poin-poin penting berikut ini :
a. Peranan cinta kasih dalam pembinaan kepribadian
Seorang ibu hendaknya jangan membiarkan anak-anaknya jadi korban panti asuhan, sebab lembaga-lembaga tersebut tidak dapat memberikan cinta kasih seorang ibu pada anak.
Seorang ibu hendaknya berusaha keras mengasuh dan memberikan kepuasan cinta kasih kepada anaknya, misalnya dengan sering mengelus kepalanya sebagai ungkapan rasa cinta kasih kepadanya, seorang ayah juga harus memperhatikan kelembutan cinta kasih anak-anaknya, mendudukkan mereka di pangkuannya atau di sebelahnya sebagai tanda kasih terhadap anak mereka.
b. Tidak menghina dan tidak mengurangi hak anak
Orang tua hendaknya hati-hati, jangan sampai menghina anak-anaknya, karena menghina adalah suatu tindakan yang tidak boleh dilakukan dalam pendidikan. Penghinaan dan celaan merupakan tindakan yang dilarang sekalipun terhadap anak kecil yang belum berumur satu bulan. Membentuk anak sekalipun dia masih kecil berarti penghinaan dan celaan terhadap kepribadiannya sesuai kepekaan jiwanya.
Kata-kata penghinaan yang dilontarkan orang tua terhadap anak memberikan dampak negatif pada pribadi mereka, dampak negatif ini tumbuh dan berkembang hingga menghancurkan kepribadian dan mengubah manusia menjadi ahli maksiat dan penjahat yang tidak lagi peduli dengan perbuatan dosa dan haram. Orang tua hendaknya bertingkah laku dan bersikap adil terhadap anak-anaknya. Mereka juga dituntut untuk memberikan contoh kepribadian yang baik kepada anaknya melalui sikap dan tingkah laku yang baik.
Ada beberapa kesalahan yang seringkali dilakukan oleh para orang tua sekaligus anak-anaknya, khususnya dalam masalah nilai pelajaran dan tingkat pendidikan, jika seorang anak dalam pelajaran tertentu tidak mendapat nilai yang tinggi hendaknya dia jangan diejek dan jangan pula dibanding-bandingkan dengan saudara, teman, atau kerabat lainnya. Akan tetapi orang tua harus bersikap penuh kasih dan sayang dengan harapan agar anak lebih bersemangat dan giat.
c. Perhatian pada perkembangan kepribadian
Jika seorang ayah dan ibu ingin memberikan sumbangan kepada masyarakat dan punya anak yang mempunyai kepribadian sehat dan matang mereka harus memperhatikan pertumbuhan kepribadian anaknya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda bahwa anak adalah sebagai tuan selama tujuh tahun (pertama) , sebagai pembantu selama tujuh tahun (kedua) dan sebagai wazir selama tujuh tahun (ketiga) jika kamu mampu membentuknya disaat umur dua puluh tahun, bantulah dia, jika tidak mampu, lepaskanlah dia, maka selesailah sudah tanggung jawab dihadapan Allah SWT.
Pada tujuh tahun pertama hendaknya orang tua membantu perkembangan kepribadian anaknya dengan memberikan kasih sayang dan cinta. Seorang ibu sebaiknya memberikan hadiah kepada anak putrinya jika melakukan pekerjaan rumah, seorang ayah pun hendaknya memberikan hadiah setimpal dengan pekerjaan yang dikerjakan anaknya.
Pada umur tujuh tahun ketiga, orang tua hendaknya orang tua sudah membicarakan tahapannya secara rinci. Teks hadis tersebut telah memberikan julukan pribadi anak sebagai wazir (menteri) dalam artian bahwa hubungan antara seorang ayah dan anaknya yang sudah berusia 18 atau 20 tahun, hendaklah berlangsung berdasarkan prinsip penghormatan dan musyawarah sebagaimana hubungan seorang raja dan menterinya, karena pada usia seperti ini orang tua berhak memanfaatkan kemampuan anaknya untuk melakukan beberapa pekerjaan, akan tetapi dengan bermusyawarah. Bukan seperti yang dilakukan sebagai seorang tua yang menyuruh dan melarang anaknya dengan perkataan yang menyakitkan dan melukai pribadi seorang anak.
Adapun hasil yang ingin diraih adalah terbentuknya bangunan pribadi yang baik.
d. Menghindari penggunaan kata kotor
Ada sebagian keluarga dimana para ayah dan ibu selalu menggunakan kata-kata kotor ketika berbicara dengan anak-anak mereka padahal pada setiap tempat terjaganya lingkungan masyarakat akan tergantung pada istilah-istilah dan ungkapan bahasa yang digunakan oleh ayah dan ibu kepada putra-putrinya. Dalam memberikan pengarahan hendaknya para orang tua dan pemuka masyarakat menggunakan kata-kata yang dapat diterima oleh masyarakat umum khususnya kaum wanita, sebab untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tidak harus menyakiti kepribadian orang lain atau menggunakan kata-kata kotor dan jorok.
Agama islam sangat menjunjung tinggi pendidikan seorang muslim dengan tetap menjaga kesucian lisan dan menjauhkan cemoohan serta kata-kata jorok. Sedangkan peringatan yang dibahas adalah bahwa seringnya memakai kata kotor, menurut Al-Quran dan riwayat akan menjelma menjadi sebuah gambar yang paling jelek dan gambar tersebut akan dibangkitkan dari alam kubur bersama pelakunya.
3. Ciri-ciri pribadi yang baik
Setiap orang memiliki kepribadian sendiri yang dibungkus dengan gaya dan sikap kesehariannya baik lahir maupun batin atau jasmani dan rohani, sikap diri yang kita miliki dilihat dan dinilai oleh orang lain itulah yang disebut pribadi. Oleh karena itu kita sebagai manusia yang beragama islam maka pribadi kita harus muslim, pribadi muslim itu tidak lain adalah sikap seseorang dalam melaksanakan tugas hidupnya sesuai dengan ajaran islam sudah barang tentu pribadi yang taat melaksanakan ibadah (shalat, puasa, dan lain-lain yang diwajibkan) termasuk selalu berakhlak mulia (jujur, menghormati dan menyayangi guru dan orang tua serta berbuat baik kepada sesama muslim)
Diantara ciri-ciri pribadi yang baik antara lain :
a) Saat berbicara
Ada salah satu pepatah mengatakan “lidah tidak bertulang”, pepatah tersebut mengisyaratkan bahwa lidah itu sangat mudah untuk memutar balikkan fakta hingga dari padanya pula lahir bencana. Hal ini dapat dipahami sebab salah satu duta iblis itu adalah terletak pada mulut manusia, sebab dari sekian banyak lahirnya bencana dan fitnah disebabkan oleh lidah.
Pada saat berbicara tidak diperbolehkan mengangkat suara tinggi, ingin benar sendiri atau ingin menang sendiri, akan tetapi berbicara harus secara lemah lembut, sopan santun, dan tertib bila ada yang masih berbicara agar didengarkan hingga tuntas (selesai) dan harus bersikap menghargai pendapat dan pikiran orang lain.
b) Akhlak dalam penampilan diri
Pendidikan akhlak merupakan tanggung jawab orang tua dan guru, untuk mensukseskan pendidikan akhlak ini, seorang anak selayaknya menemukan teladan baik dihadapannya, baik di rumah maupun di sekolah sehingga tauladan tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupannya. Oleh karena itu keluarga dan sekolah memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap pendidikan anak.
Dibawah ini ada beberapa program yang diusulkan tentang pendidikan akhlak yang diterapkan pada anak.
1. Melatih melaksanakan berbagai kewajiban dengan penuh ketaatan, seperti : sholat tepat pada waktunya dan bersedakah kepada fakir miskin.
2. Berbincang-bincang dengan anak tentang ketaatan kepada kedua orang tua, karena keridhoan orang tua merupakan jalan menuju surga. Mengerjakan anak tentang bagaimana cara menghormati orang dewasa, menyambung tali silaturrahmi terhadap kerabat dekat, karena silaturrahmi termasuk diantara perilaku-perilaku mulia yang dianjurkan dalam islam.
3. Memberitahu anak tentang perbedaan antara perkara yang halal dan perkara yang haram.
4. Tidak berlebih-lebihan dalam memanjakan anak dan dalam memenuhi keinginan-keinginannya.
5. Menjelaskan bahaya berbohong, mencuri dan perilaku-perilaku jahat lainnya yang dapat menjerumuskan masa depan anak ke jurang kesesatan.
6. Melatih untuk menghormati hak-hak orang lain dan tidak bersikap lancang terhadap barang-barang milik pribadi yang dimiliki saudara-saudaranya di rumah dan seterusnya.
7. Membiasakan anak untuk tabah dan sabar dalam menghadapi berbagai kesulitan sehingga pada saat marah dia tidak berbicara dengan kata-kata kasar atau menyakiti orang lain.
8. Melatih anak dengan berbagai sikap yang dapat menumbuhkan perilaku-perilaku positif di dalam dirinya sehingga mampu mewujudkan ketenangan hati dalam dirinya, seperti kebenaran bukan sikap sombong atau pengecut.
9. Membiasakan anak untuk menjalin berbagai hubungan persaudaraan yang penuh kasih sayang dan dilandaskan karena Allah SWT dengan teman-temannya.


c) Adab berpakaian
Dalam konsep islam dijelaskan bahwa manusia itu diciptakan Allah dalam rupa yang sebaik-baiknya, keindahan rupa yang dimiliki manusia itu akan tetap lestari manakala manusia itu sendiri mampu memelihara aman tersebut yang telah diberikan penciptanya. Untuk itu islam secara tegas telah menetapkan tentang adab berpakaian dengan menutup aurat dalam rangka memelihara kehormatannya. Kewajiban ini berlaku baik bagi laki-laki maupun perempuan, bahkan islam mengajarkan bahwa kewajiban berpakaian itu merupakan kewajiban yang mutlak sebagai usaha manusia untuk menutupi aurat badannya dan bukanlah hanya untuk sekedar perhiasan belaka.
Menurut H. Zainal Abidin Ahmad dalam bukunya “Etika Islam”, mengatakan bahwa dalam ajaran islam pakaian itu dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :
1) Pakaian guna menutupi aurat tubuh dalam pertumbuhan kebudayaan telah timbul pada suatu tingkat kebudayaan.
2) Pakaian untuk perhiasan yang menyatakan diri dalam kebudayaan telah berkembang.
Dalam kebudayaan modern terasa sekali fungsi perhiasan dan pakaian itu dimana malah modern suatu kebudayaan semakin diperhatikan dan dikembangkan bentuk warna, mode, gaya, dan variasi pakaian. Dalam islam setiap orang diperintahkan berpakaian yang baik dan bagus sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing dalam pengertian bahwa pakaian tersebut dapat memenuhi hajat tujuan pakaian, yaitu menutupi aurat dan keindahan, terutama apabila kita akan melakukan ibadah shalat ke masjid maka pakaian yang kita pakai itu adalah pakaian yang baik (bukan berarti mewah) dan bersih. Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al-A’raf ayat 30 yang berbunyi:

يَبُنَيَّ ءَادَ مَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَ كُلُوْا وَشْرَبُوْاوَلاَتُسْرِفُوْا إِنَّهُ لاَيُحِبُّ اْلمُسْرِفِيْنَ. (الاعراف : 30)
Artinya : “Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”.
4 Cara meningkatkan pribadi
Untuk menyembuhkan sifat-sifat negatif ini, dan untuk mengembangkan kepribadian anak secara sempurna, dalam pembahasan ada beberapa metode yang akan diungkapkan melalui beberapa poin penting berikut ini :
a. Perhatian dan pengarahan yang baik
Seorang ayah dan ibu dapat mendekati anaknya dan mengajak anak berbicara dengan lemah lembut, mengingatkan tentang akhirat dan kiamat, sesuai kemampuan akalnya. Hal ini merupakan cara mendidik yang tepat untuk menghindarkan anak dari sifat jelek.
Sebagai orang tua boleh menggunakan kekerasan, meluapkan emosi, dan membentak anak. Jika seorang ayah melihat anaknya membantah dengan bahasa kasar dan buruk, tingkahnya mengganggu orang lain atau menimbulkan kebencian hendaknya orang tua jangan marah. Jika kemarahan memasuki dada orang tua hendaknya soal itu jangan menasehati anaknya, tunggulah sebentar hingga keadaan mereda baru kemudian menjelaskan kepada anaknya tentang buruknya sikap sombong, menentang orang tua dan pengaruh perbuatan tersebut di masyarakat, disamping itu juga akan mendapat azab di akhirat nanti.
Sikap sama juga harus dilakukan oleh seorang ibu ketika melihat sikap anak perempuannya yang membikin aib keluarga, sekolah atau masyarakat. Seorang ibu harus menyikapi dengan pembicaraan yang lemah lembut dan mudah dipahami. Kesimpulannya sikap yang demikian ini harus dilakukan orang tua apabila langkah pertama, kedua, dan ketiga tidak membuahkan hasil, maka kesepuluh kalinya pasti akan membawa hasil, yang penting janganlah putus asa.


b. Bersikap tidak membedakan
Salah satu sikap yang salah yang sering dilakukan oleh para bapak dan ibu yang membuat anaknya menjadi jahat adalah sikap membedakan antara anak, sebagian ibu kadang lebih condong pada anak laki-lakinya dari pada anak perempuan atau sebaliknya. Sikap membedakan yang demikian ini akan meninggalkan pengaruh negatif pada kejiwaan anak. Pengaruh negative ini akan berkembang seiring dengan berkembangnya kedewasaan yang kemudian akan mengantar mereka pada kehancuran.
Seorang ayah dan seorang ibu harus berlaku sama terhadap anak-anaknya dalam segala hal, baik dalam memberi cinta kasih, penghormatan, maupun dalam pemberian harta warisan, pembagian hadiah dan pemberian-pemberian yang lain misalnya ; jika seorang anak perempuan datang bersama suaminya atau anak laki-laki datang bersama istrinya berkunjung ke rumah orang tuanya, sebagai orang tua harus selalu bersikap sama dalam memberikan kasih sayang, penghormatan, cinta dan cara penyambutan. Jika sikap demikian tidak dilakukan maka perselisihan antara anak laki-laki dan perempuannya tidak dapat dihindarkan yang akhirnya muncul benih perpecahan dan kemunafikan yang di dalamnya tersimpan semua sifat hina, sifat-sifat tersebut kelak dapat membuat kehidupan anak-anak menjadi celaka dan jahat, semua itu adalah akibat dari sifat tidak adil yang di tampakkan orang tua.
c. Menanamkan taqwa dalam jiwa
Sebenarnya untuk menyelamatkan diri dari dosa, jalan keluarnya adalah menanamkan ketakwaan dalam jiwa.jika seorang bisa meninggalkan kebiasaan menggunjing orang lain atau melukainya atau kebiasaan menyebar isu bohong maka kemampuan sifat tersebut akan menjadikan dia terselamatkan dari dosa kedengkian dan mampu memangkas akar-akarnya dari jalan jiwa.
Orang tua yang mampu menahan diri dari dosa dan sifat buruk, pasti mampu menerapkan cara tersebut dalam mendidik anak-anaknya. Jika anak anda mencoba menggunjing orang lain, begitu juga jika ingin menyakitinya, maka dengan sendu anda akan dapat menghentikannya, jika munculnya sifat-sifat buruk dari anak-anak segera diantisipasi sejak kecil maka di masa depan sifat-sifat tersebut akan mendorong untuk mencuri dan menipu.
d. Berlindung kepada Allah
Selanjutnya adalah masalah yang berkaitan dengan cara penyucian hati dan jiwa, yaitu do’a, tawassul, dan tadharru’ (merendah di hadapan Allah) yang semuanya merupakan sarana penting dalam merealisasikan apa yang kita kehendaki.
Pada malam lailatul qodar, orang harus menghadap kepada Allah meminta keselamatan dan kesehatan, namun bukan hanya terbatas pada keselamatan dan kesehatan tubuh saja akan tetapi terutama sekali harus meminta kesehatan dan keselamatan jiwa dan anak-anaknya.
5. Pembentukan kepribadian anak
Berbahagialah anak yang lahir dan dibesarkan oleh ibu yang sholeh, penyayang, dan bijaksana karena pertumbuhan kepribadian anak terjadi melalui seluruh pengalaman yang diterimanya sejak dalam kandungan, janin itu mendapat pengaruh yang menyenangkan dan menjadi unsure positif dalam kepribadiannya yang akan bertumbuh kelak.
Pada umumnya para pendidik muslim menjadikan Luwmanul Hakim sebagai contoh dalam pendidikan, ini tercermin dalam nasehat kepada anaknya yang terdapat dalam ayat 12, yang berbunyi :
وَلَقََدْ أَ تَيْنَا لُقْمَنَ ا لْحِكْمَةَ أَنِ ا شْكُرْلِلَّهِ وَمَنْ يَّشْكُرْ فَإِ نَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ. وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ للهَ غَنِيُّ حَمِيْدٌ. (ألقما ن : 12)
Artinya : “Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah (kebijaksanaan) kepada lukman yaiut : bersyukur kepada Allah, dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak bersyukur sesungguhnya Allah maha kaya lagi maha terpuji” (QS. Luqman : 12)
a. Pembinaan iman
Pembentukan iman seharusnya mulai sejak dalam kandungan, sejalan dengan pertumbuhan kepribadian, sebagaimana ayat 13 surat Luqman yang artinya :
وَإِذْ قَالَ لُقْمَنُ ِلاِبْنِهِ , وَ هُوَ يَعِظُهُ , يَبُنَيَّ لاَ تُشْرِ كْ بِا للهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ . (أ لقمان : 13)
Artinya : “Dan (ingatlah)ketika luqman berkata kepada anaknya, ketika memberi pelajaran kepadanya : wahai anakku janganlah engkau menyukutukan Allah, karena syirik itu adalah kezaliman yang besar ”. (QS. Luqman : 13)
Berbagai hasil pengamatan pakar kejiwaan menunjukkan bahwa janin yang dalam kandungan, telah mendapat pengaruh dari keadaan sikap dan emosi ibu yang mengandungnya. Hal ini tersebut tampak dalam perawatan kejiwaan, dimana keadaan keluarga, ketika anak dalam kandungan itu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan mental janin di kemudian hari.
Setelah anak lahir, pertumbuhan jasmani anak berjalan cepat, perkembangan aqidah, kecerdasan, akhlak, kejiwaan, rasa keindahan dan kemasyarakatan, adanya kecenderungan meniru di dalam jiwa anak, akan membawanya kepada meniru orang tuanya.
b. Pembinaan akhlak
Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.
Diantara contoh akhlak yang diajarkan oleh Luqman kepada anaknya adalah :
1) Akhlak anak terhadap kedua orang tua
Akhlak terhadap kedua orang tua dengan berbuat baik dan berterima kasih kepada keduanya dan ingatkan Allah, bagaimana susah dan payahnya ibu dalam mengandung dan menyusui anak sampai umur dua tahun.
2) Akhlak terhadap orang lain
Akhlak terhadap orang lain adalah adab, sopan santun dalam bergaul, tidak sombong dan tidak angkuh, serta berjalan sederhana dan bersuara lembut.
c. Pembinaan ibadah dan agama
Pembinaan dalam beribadah pada anak juga mulai dari dalam keluarga. Anak yang masih kecil, kegiatan ibadah yang lebih menarik baginya adalah yang mengandung gerak, sedangkan pengertian tentang ajaran agama belum belum dapat dipahami, karena itu ajaran agama yang abstrak tidak menarik perhatian.
Pada bulan Ramadlan, anak-anak senang ikut berpuasa dengan orang tuanya, walaupun dia belum kuat untuk melaksanakan ibadah puasa itu sehari penuh. Kegembiraan yang dirasakan karena dapat berbuka bersama dengan ibu dan bapak dan seluruh anggota keluarga, setelah itu mereka bergegas shalat magrib kemudian pergi ke masjid atau langgar bersama teman-temannya untuk melaksanakan shalat tarawih, kondisi seperti ini amat menyenangkan bagi anak-anak dan remaja.
Semua pengalaman keagamaan tersebut, merupakan unsure-unsur positif di dalam pembentukan kepribadiannya yang sedang mengalami pertumbuhan maupun perkembangan.
d. Pembinaan kepribadian
Pembinaan kepribadian terjadi dalam masa yang panjang, mulai sejak dalam kandungan sampai umur 21 tahun. Pembentukan kepribadian berkaitan erat dengan pembinaan iman akhlak, secara umum para pakar kejiwaan berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu mekanisme yang mengendalikan dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang. Kepribadian terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-nilai yang di serapnya dalam pertumbuhan dan perkembangannya, terutama pada tahun-tahun pertama dari umurnya. Apabila nilai-nilai agama banyak masuk dalam pembentukan kepribadian seseorang maka tingkah laku orang tersebut akan banyak diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai agama. Disanalah letak pentingnya pengalaman dan pendidikan agama pada masa-masa pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
Apabila kita melihat cara luqman mendidik anaknya, ternyata mengandung nilai-nilai agama. Melalui dari penampilan pribadi Luqman yang beriman, beramal sholeh, bersyukur kepada Allah dan bijaksana dalam segala hal, maka keutuhan pribadi muslim yang dinasehatkan oleh Luqman adalah pribadi beriman, taat beribadah, teguh pendirian, pandai bergaul, ramah tamah dan mempunyai kepedulian terhadap masyarakat.

C. PENGARUH KASIH SAYANG ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK
Dalam uraian permasalahan di atas telah dikemukakan bahwa kasih sayang orang tua yang diberikan kepada anak-anaknya memiliki makna pendidikan yang sangat besar dan penting, sebab dia merupakan tali pengikat jiwa dan ruh antara orang tua dan anak-anaknya.
Sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Quran yang artinya “Dan dijadikannya diantara kamu rasa kasih sayang”. Dalam artian bahwa Allah-lah yang meletakkan kecintaan, kasih sayang, dan ketenangan pada fitroh manusia dan asal mula pembentukannya jadi pengaruh orang tua terhadap nasib dan masa depan anak, bahagia dan sengsaranya sebenarnya terletak pada awal pembentukannya saat ada di perut atau rahim ibunya.
Sebagai orang tua hendaknya menjalin hubungan yang baik, penuh kasih sayang terhadap anak-anaknya, hubungan yang serasi, penuh pengertian dan kasih sayang, akan membawa kepada pembinaan pribadi yang tenang dan terbuka, karena dia akan mendapatkan kesempatan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan. Akan tetapi hubungan yang tidak serasi, banyak perselisihan dan percekcokan akan membawa anak pad pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah terbentuk, karena dia tidak mendapat suasana yang baik untuk berkembang.
Kalau kita lihat keadaan anak pada saat ini sangatlah menyedihkan dan memprihatinkan, sebab dimana-mana banyak kalangan anak remaja terjerumus ke dalam dunia narkoba, kejahatan, pemerkosaan, dan lain sebagainya. Agar anak tidak terjerumus dan terpengaruh, hendaknya orang tua memberikan perhatian, pendidikan, dan kasih sayang. Dalam Al-Quran telah di gambarkan bahwa : kepribadian dan kemulyaan manusia merupakan hasil dari iman dan amal baiknya. Allah berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal baik nescaya Allah menjadikan mereka kasih sayang” (QS. Maryam. 97) disini dijelaskan bahwa Allah sangat menghargai pribadi manusia dan islam sangat menjunjung tinggi nilai tersebut.
Kasih sayang yang diberikan kedua orang tua kepada anak-anaknya pasti mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan kepribadian anak, karena setiap orang tua pasti ingin anak-anaknya menjadi orang baik dalam artian mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat serta memiliki akhlak yang terpuji, harapan tersebut dapat tercapai apabila orang tua membersihkan kasih sayang terhadap anak-anaknya dan kedudukan orang tua adalah sebagai pendidik dan Pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak, sebab semua yang diterima anak dari orang tua merupakan dasar dari pendidikan selanjutnya.

BAB III
METODEPENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan berupa kuantitatif inferensial, yaitu penelitian yang tidak berhenti pada taraf diskriptif akan tetapi sampai kepada mengambil kesimpulan. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel), dimana variabel bebasnya adalah “pengaruh kasih sayang orang tua”, sedangkan variabel terikatnya adalah “Kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep”.
Dalam hal ini adalah teknik inferensial yang dipergunakan untuk menguji hipotesa dan selanjutnya menarik kesimpulan mengenai ada tidaknya pengaruh yang signifikan diantara variabel yang sedang diteliti.

B. POPULASI DAN SAPEL
1. Populasi
Populasi adalah sumber data dari keseluruhan yang akan diambil. Jadi bila seseorang ingin meneliti seluruh sumber data (populasi), maka disebutkan penelitian itu penelitian populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep yang berjumlah 102 orang siswa.
2. Teknik Sampling
Dalam tehnik sampling ini penulis menggunakan proporsional random sampling dalam artian pengambilan sampling didasarkan atas kelompok murid yang duduk di kelas I, II, dan III.
3. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi.
Dalam penelitian ini sampel yang diperoleh adalah siswa MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep dengan jumlah keseluruhan di kelas I, 35 siswa dari 35 siswa diambil 30 siswa dengan ketentuan, laki-laki 18 siswa dan 12 siswa perempuan.

C. JENIS DAN SUMBER DATA
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah :
a. Jenis data kualitatif yang diambil adalah :
a) Sekaligus tentang sejarah MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep.
b) Pengaruh kasih sayang orang tua
c) Pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep.
b. Jenis data kuantitatif yang diambil adalah :
a) Jumlah siswa di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep.
b) Jumlah guru di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep.
c) Jumlah karyawan di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep.
2. Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Studi Kepustakaan
Yang dimaksud studi kepustakaan adalah mempelajari dan mengkaji buku-buku yang ada kaitannya dengan penulisan judul skripsi sebagai kerangka teoritis.
b. Studi lapangan yang bersumber pada :
1) Manusia meliputi :
a) Siswa di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Genting Sumenep
b) Orang tua siswa di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Genting Sumenep
c) Guru di MTs Nurul Ulum Banmaleng gili genting sumenep
d) Bagian tata usaha di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Genting Sumenep
2) Non manusia (benda), meliputi
a) Dokumentasi jumlah siswa di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Genting Sumenep
b) Dokumentasi jumlah guru dan karyawan di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Genting Sumenep
c) Dokumentasi lain yang menunjang pelaksanaan penelitian.

D. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA
Tekhnik yang peneliti dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Angket
a. Pengertian
Yaitu tekhnik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar angket atau pernyataan secara terperinci dalam satuan daftar angket, pernyataan agar responden mengisi sendiri pernyataan-pernyataan itu dengan membubuhkan petunjuk-petunjuk isian kode.
b. Sasaran angket
Angket ini peneliti tujukan pada beberapa siswa dan orang tua (wali murid) siswa di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep
c. Data yang diambil
Data yang peneliti gali melalui angket ini adalah pendapat dari orang tua (wali murid) siswa, serta siswi (anak didik) itu sendiri (sebagai responden) mengenai kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep
d. Instrument
Instrument adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode, angket dipakai untuk menyebut tekhnik maupun instrument, jadi dalam menggunakan tekhnik angket instrument yang dipakai adalah angket, jika dipandang dari cara menjawabnya, penelitian ini menggunakan angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal peneliti, dan setelah itu responden membubuhkan tanda cek ( ) pada kolom yang sama.
2. Interview
a) Pengertian
Interview (wawancara) yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan secara tatap muka, peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan dan orang yang diwawancarai memberikan jawaban secara lisan pula.
b) Sasaran wawancara
Wawancara ini peneliti tujukan pada guru, orang tua (wali murid) siswa, siswa yang bersangkutan dan bagian tata usaha di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Genting Sumenep.

c) Data yang di ambil
Melalui wawancara, peneliti ingin mengambil data yang berkenaan dengan latar belakang berdirinya MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Genting Sumenep data-data lainnya. Disamping itu wawancara ini digunakan untuk mengetahui kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Genting Sumenep.
d) Instrumen
Dalam teknik wawancara ini, peneliti menggunakan instrument interview bebas terpimpin. Dalam melaksanakan wawancara, dimana peneliti sebagai wawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan dinyatakan untuk kemudian mencatat jawaban yang dibutuhkan.
3. Dokumentasi
a. Pengertian
Dokumentasi adalah data mengenai hal yang berupa catatan, transkrip buku, surat-surat, notulen, legger, agenda, dan sebagainya.
b. Sasaran
Dalam melaksanakan metode ini meminta bantuan kepada bagian tata usaha. Jadi sasaran metode ini adalah bagian tata usaha di MTs Nurul Ulum Desa Benmaleng Gili Genting Sumenep.
c. Data yang di ambil
Data bagian tata usaha dokumen yang peneliti ambil adalah yang berkenaan dengan jumlah guru, tingkat pendidikan guru, tingkat pendidikan kepala sekolah dan karyawan, dan data lain yang menunjang peneliti.
d. Instrumen
Instrumen yang peneliti gunakan dalam metode ini adalah dokumentasi yang mencari data-data yang tertulis, baik itu diperoleh dari buku-buku notulen rapat maupun arsip untuk kemudian mencatat data-data yang diperlukan.
4. Observasi
a. Pengertian
Observasi adalah pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap obyek, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Sasaran
Observasi ini peneliti tujukan kepada siswa yang bersangkutan di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Genting Sumenep, disamping itu juga ditujukan kepada bagian tata usaha serta kepala sekolah.



c. Data yang di ambil
Melalui observasi ini peneliti ingin mengambil data yang berkenaan dengan kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak dan data-data yang lain dari bagian tata usaha.
d. Instrumen
Dalam teknik observasi ini peneliti menggunakan instrument catatan peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan profesional maupun pengetahuan yang langsung di peroleh dari data.

E. TEKNIK ANALISA DATA
Dalam menganalisis data, maka disesuaikan dengan jenis data untuk penelitian kualitatif menggunakan teknik proses, baik analisis induktif dan deduktif, sedangkan data kualitatif dianalisis dengan analisis statistic karena penelitian ini bertujuan menghubungkan dua variabel, maka penulis menggunakan teknik analisis product moment, yaitu:



Keterangan :
= Angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y
= Jumlah dari hasil perkalian antara deviasi sekor-sekor variabel X (yaitu :
x) dan deviasi dari sekor-sekor variabel Y (yaitu : y)
= Deviasi standart dari variabel X
= Deviasi standart dari variabel Y
= Number of caces

Variabel X yang dimaksud adalah pengaruh kasih sayang orang tua, sedangkan variabel Y adalah kepribadian anak.












BAB IV
LAPORA HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN OBYEKTIF PENELITIAN
1. Nama Dan Letak Madrasah
Nama madrasah yang menjadi obyek penelitian ini adalah madrasah MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Genting Sumenep yang berdiri pada tahun 1984 dan terlatak di Desa Benmaleng Kecamatan Gili Genting Kebupaten Sumenep Propensi Jawa Timur.
Adapun letak MTs Nurul Ulum adalah terletak di Jalan Raya Banmaleng Gili Raja.
2. Sejarah Madrasah MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Genting Sumenep
Madrasah Tsanawiyah Nurul Ulum merupakan salah satu lembaga pendidikan yang ada di Gili Raja, dimana MTs Nurul Ulum didirikan pada tanggal 15 juli 1984 pendidikan Nurul Ulum.
Latar belakang inilah yang mendorong semua pengurus lembaga pendidikan Nurul Ulum merasa ikut terpanggil untuk membantu program pemerintah sebagaimana dalam GBHN. Nurul Ulum berusaha untuk menciptakan suatu suasana interaktif belajar mengajar yang aktif dan kreatif serta dinamis, demi tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan Negara yaitu membentuk manusia seutuhnya.
Adapun nama-nama kepala sekolah yang pernah menjabat di MTs Nurul Ulum sebagai berikut:
Tahun 1984 - 1999 : Bapak K.H Waqid Ramsi
Tahun 1999 – 2008 : Bapak A. Hazin S. Ag
Seiring berjalannya waktu MTs Nurul Ulum mengalami perubahan dan kemajuan yang sangat signifikan, terbukti dengan adanya berbagai piagam penghargaan atas kesuksesan yang di raih siswa-siswi MTs Nurul Ulum, ketika mengikuti berbagai macam perlombaan atau kegiatan.
3. Tujuan Kelembagaan
Sebagai lembaga pendidikan, maka tujuan pendidikan di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Genting yaitu “dengan semangat beribadah kepada Allah, sekolah mentargetkan anak didik berprestasi berdasarkan iman dan taqwa.
Adapun tujuan dilaksanakannya pendidikan islam di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Genting Sumenep adalah “menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi terlaksananya amal islamiah warga sekolah, melaksanakan PBM yang efektif, efisien, dialogis dan demokratis, melaksanakan PBM yang mampu mengoptimalkan potensi siswa, menimbulkan suasana yang kompetitif bagi seluruh warga sekolah, menerapkan managemen yang parsitipatif dan akuntabel, melengkapi dan mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan dan mengoptimalkan jaringan kerja dalam menumbuhkan prestasi sekolah.


4. struktur Organisasi
















5. Fasilitas Madrasah
Bidang manajemen operatif yang di miliki oleh MTs nurul ulum meliputi :
a. Kesiswaan
b. Ruang perpustakaan
c. BP / BK / Sarpras
d. Musholla
e. Kantor MTs
6. Keadaan pendidik dan anak didik MTs Nurul Ulum Benmaleng Gili Genting Sumenep
a. Keadaan Pendidik Guru
Guru adalah salah satu faktor yang amat penting, karena guru itu yang akan mempertanggung jawabkan dalam pembentukan kepribadian anak didik, terutama guru pendidikan agama, dalam hal ini agama islam, yang mempunyai tanggung jawab terhadap pembentukan anak sesuai dengan ajaran islam. Dia bertanggung jawab kepada Allah SWT
Adapun guru yang mengajar dan karyawan yang ada di MTs Nurul Ulum Banmaleng dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 4.1
Guru dan karyawan MTs Nurul Ulum
Tahun Pelajaran 2007-2008
NO NAMA GURU IJAZAH TERAKHIR BAHAN AJAR
1 K.H. Waqid Romzi SI Ilmu Tafsir
2 A. Hazin S. Ag SI Fisika
3 K. Arwi Rohman S. Pd. I SI Nahwu
4 Amam Haris SH SI B. Arab
5 S. Hori S. Pd. I SI Kertakes
6 Supyono S. Pd SI IPs Sejarah
7 Hamzah S. Pd.I SI B. Ingris
8 Imam Hambali S. Pd.I SI B. Daerah
9 Sudirman Hala S. Od.I SI B. Indonesia
10 A. Zamhari Usman S. Pd.I SI IPs Geografi
11 Fadlan Afif S. Pd.I SI Aqidah Akhlak
12 Busra’ie S. Pd.I SI Biologi
13 Sumarsono S. Pd.I SI SKI
14 Mu’allim S. Pd.I SI Fiqih
15 H. Satrap S. Pd SI MTK
16 A. Waqin S. Pd.I SI Al-Quran Hadis
17 Atro S. Pd SI Penjaskes
18 Farid SH SI PPKn
19 Yuliani SI IPs Ekonomi
20 St. Badi’atul Umamah SI Tauhid
21 Hanifa SI Sharrof
22 Misbakhul Kholilah SI Ta’lim
23 Rusdi SI Fiqih
24 M. Marzuqi S. Pd SI Hadis
25 Abd. Hadi Tamam SI Tajwid




b. Keadaan anak didik
Keadaan anak didik atau peserta didik di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.2
Keadaan anak didik di MTs Nurul Ulum
Tahun Pelajaran 2007-2008
Kelas Jumlah Siswa
L P Jumlah
Kelas I 20 17 37
Kelas II 25 14 39
Kelas III 14 12 26
Sumber : Dokumentasi MTs Nurul Ulum
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh jumlah keseluruhan dari kelas I,II,III yaitu :
Jumlah siswa laki-laki : 59 siswa
Jumlah siswa perempuan : 43 siswa
Jadi jumlah keseluruhan siswa di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep sebanyak 102 siswa




B. SAJIAN DATA
1. Sajian Data
Setelah diadakan penelitian di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep, maka diperoleh data-data tentang kasih sayang dan kepribadian anak. Data-dati tersebut peneliti peroleh dari hasil angket, setiap jawaban angket disediakan jawaban pilihan dengan ketentuan sebagai berikut :
Jawaban A diberi skor 3
Jawaban B diberi skor 2
Jawaban C diberi skor 1
Di dalam bagian ini akan dilakukan penyusunan tabel-tabel untuk tiap-tiap variabel atau data serta pengkategorian maupun perhitungan frekuensi, dan prosentasinya sesuai dengan jawaban angket dari responden.
a. Sajian data tentang kasih sayang orang tua
Tabel 4.3
Tentang orang tua yang memberikan ciuman
kepada anak sebagai rasa sayang
No. Item Alternatif Jawaban F %
1 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 18
11
1 60,00
36,67
3,33
Jumlah 30 100,00
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 18 siswa atau 60,00% mengatakan bahwa orang tua selalu memberikan ciuman sebagai rasa sayang, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 11 siswa atau 36,67%, dan yang menjawab tidak pernah 1 siswa atau 3,33%
Tabel 4.4
Tentang orang tua yang memberikan pelukan
Saat anak meraih keberhasilan
No. Item Alternatif Jawaban F %
2 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 19
8
3 63,33
26,67
10,00
Jumlah 30 100,00
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 19 siswa atau 63,33% mengatakan bahwa orang tua selalu memberikan pelukan saat anak meraih keberhasilan, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 8 siswa atau 26,67%, dan yang menjawab tidak pernah 3 siswa atau 10,00%

Tabel 4.5
Tentang orang tua yang mendampingi anak pada saat belajar
No. Item Alternatif Jawaban F %
3 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 26
4
- 86,67
13,33
-
Jumlah 30 100,00
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 26 siswa atau 86,67% mengatakan bahwa orang tua selalu mendampingi anak pada saat belajar, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 4 siswa atau 13,33%, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol
Tabel 4.6
Tentang orang tua yang selalu menekankan
Bersikap baik pada sesame
No. Item Alternatif Jawaban F %
4 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 26
4
- 86,67
13,33
-
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 26 siswa atau 86,67% mengatakan bahwa orang tua selalu menekankan bersikap baik pada orang lain, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 4 siswa atau 13,33%, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol
Tabel 4.7
Tentang orang tua yang bersikap tidak adil pada anak
No. Item Alternatif Jawaban F %
5 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 6
8
16 20,00
26,67
53,33
Jumlah 30 100,00
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 6 siswa atau 20,00% mengatakan bahwa orang tua yang bersikap tidak adil pada anaknya, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 8 siswa atau 26,67%, dan yang menjawab tidak pernah 16 siswa atau 53,33%
Tabel 4.8
Tentang orang tua yang suka membanding-bandingkan
Anak dengan teman atau saudara
No. Item Alternatif Jawaban F %
6 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 1
23
6 3,33
76,67
20,00
Jumlah 30 100,00
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 1 siswa atau 3,33% mengatakan bahwa orang tua yang selalu membanding-bandingkan anak dengan teman atau saudara, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 23 siswa atau 76,67%, dan yang menjawab tidak pernah 6 siswa atau 20,00%
Tabel 4.9
Tentang orang tua yang masih sempat meluangkan waktunya
Pada anak untuk bermain
No. Item Alternatif Jawaban F %
7 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 13
12
5 43,33
40,00
16,67
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 13 siswa atau 43,33% mengatakan bahwa orang tua yang selalu menyempatkan waktu luangnya pada anak untuk bermain, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 12 siswa atau 40,00%, dan yang menjawab tidak pernah 5 siswa atau 16,67%




Tabel 4.10
Tentang orang tua yang memberikan kesempatan
Pada anak untuk bermain
No. Item Alternatif Jawaban F %
8 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 25
5
- 83,33
16,67
-
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 25 siswa atau 83,33% mengatakan bahwa orang tua yang selalu memberikan kesempatan pada anak untuk bermain, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 5 siswa atau 16,67%, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
Tabel 4.11
Tentang orang tua yang memberikan pelajaran yang terbaik pada anaknya
No. Item Alternatif Jawaban F %
9 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 24
5
1 80,00
16,67
3,00
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 24 siswa atau 80,00% mengatakan bahwa orang tua yang selalu memberikan pelajaran yang terbaik bagi anaknya, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 5 siswa atau 16,67%, dan yang menjawab tidak pernah 1 siswa atau 3,00.
Tabel 4.12
Tentang orang tua yang menerapkan kasih sayang pada keluarga
No. Item Alternatif Jawaban F %
10 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 29
-
1 96,67
-
3,00
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 29 siswa atau 96,67% mengatakan bahwa orang tua yang selalu menerapkan kasih sayang pada keluarga, sedangkan yang menjawab kadang-kadang tidak ada atau nol, dan yang menjawab tidak pernah 1 siswa atau 3,00%.





b. Penyajian data tentang kepribadian anak
Tabel 4.13
Tentang anak yang berbicara dengan baik dan sopan pada orang tua
Yang lebih tua
No. Item Alternatif Jawaban F %
1 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 17
10
3 56,67
33,33
10,00
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 17 siswa atau 56,67% mengatakan bahwa anak yang selalu berbicara baik dan sopan pada orang yang lebih tua, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 10 siswa atau 33,33%, dan yang menjawab tidak pernah 3 siswa atau 10,00%.
Tabel 4.14
Tentang anak yang sering salah dalam berbicara kemudian memperbaiki kesalahannya
No. Item Alternatif Jawaban F %
2 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 28
-
2 93,33
-
6,67
Jumlah 30 100,00
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 28 siswa atau 93,33% mengatakan bahwa anak yang sering berbicara salah dan kemudian memperbaiki kesalahannya, sedangkan yang menjawab kadang-kadang tidak ada atau nol, dan yang menjawab tidak pernah 2 siswa atau 6,67%.
Tabel 4.15
Tentang anak yang bergegas sholat ketika mendengar adzan dan
meninggalkan film kesukaannya
No. Item Alternatif Jawaban F %
3 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 24
6
1 76,67
20,00
3,33
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 24 siswa atau 76,67% mengatakan bahwa anak yang selalu bergegas sholat ketika mendengar adzan dan meninggalkan film kesukaannya, sedangkan yang menjawab kadang-kadang tidak 6 atau 20,00%, dan yang menjawab tidak pernah 1 siswa atau 3,33%.




Tabel 4.16
Tentang anak yang menghormati orang tua yang lebih tua atau dewasa
No. Item Alternatif Jawaban F %
4 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak/belum 26
3
1 86,67
10,00
3,33
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 26 siswa atau 86,67% mengatakan bahwa anak yang selalu menghormati orang yang lebih tua atau dewasa, sedangkan yang menjawab kadang-kadang tidak 3 atau 10,00%, dan yang menjawab tidak/belum 1 siswa atau 3,33%.
Tabel 4.17
Tentang cara berpakaian anak sudah sesuai menurut syari’at islam
No. Item Alternatif Jawaban F %
5 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 21
7
2 70,00
23,33
6,67
Jumlah 30 100,00
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 22 siswa atau 70,00% mengatakan bahwa cara berpakaian anak sudah sesuai dengan syari’at islam, sedangkan yang menjawab kadang-kadang tidak 7 siswa atau 23,33%, dan yang menjawab tidak pernah 2 siswa atau 6,67%.
Tabel 4.18
Tentang orang tua yang meminta anak untuk berpakaian
Yang baik dan sopan
No. Item Alternatif Jawaban F %
5 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Marah/membentak 18
11
1 60,00
36,67
3,33
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 18 siswa atau 60,00% yang menerima saat orang tua meminta anak untuk berpakaian yang baik dan sopan, sedangkan yang menjawab kadang-kadang tidak 11 siswa atau 36,67%, dan yang menjawab marah/membentak 1 siswa atau 3,33%.







Tabel 4. 19
Tentang orang tua yang selalu mendidik anak
Menjauhi sifat jelek
No. Item Alternatif Jawaban F %
7 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 25
5
- 83,33
16,67
-
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 25 siswa atau 83,33% yang mengatakan bahwa orang tua yang selalu mendidik anak agar menjauhi sifat jelek, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 5 siswa atau 16,67%, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
Tabel 4.20
Tentang orang tua yang selalu mengajarkan anak untuk
Tidak berbohong pada orang lain
No. Item Alternatif Jawaban F %
8 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 25
5
- 83,33
16,67
-
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 25 siswa atau 83,33% yang mengatakan bahwa orang tua yang selalu mendidik anak agar menjauhi sifat jelek, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 5 siswa atau 16,67%, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada atau nol.
Tabel 4.21
Tentang orang tua yang memberikan nasehat pada anak untuk
meninggalkan kebiasaan buruk
No. Item Alternatif Jawaban F %
9 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak 4
21
5 13,33
70,00
16,67
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 4 siswa atau 13,33% yang mengatakan bahwa orang tua selalu memberikan nasehat anak untuk meninggalkan kebiasaan buruk, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 21 siswa atau 70,00%, dan yang menjawab tidak 5 siswa atau 16,67%.




Tabel 4.22
Tentang orang tua yang mengajarkan anak untuk membiasakan
berdo’a sesudah shalat
No. Item Alternatif Jawaban F %
10 a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah 16
12
2 53,33
40,00
6,67
Jumlah 30 100,00

Berdasarkan tabel 4.22 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 16 siswa atau 53,33% yang mengatakan bahwa orang tua selalu mengajarkan anak untuk membiasakan berdo’a sesudah sholat, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 12 siswa atau 40,00%, dan yang menjawab tidak pernah 2 siswa atau 6,67%.
Tabel 4.23
Rekapitulasi jawaban angket variabel X
(Variabel Independent)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
01 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 26
02 3 3 3 3 3 2 1 2 1 3 24
03 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 27
04 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 28
05 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 24
06 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 25
07 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 27
08 3 2 3 3 1 2 2 3 3 3 25
09 2 3 3 3 1 1 2 3 3 3 24
10 2 1 3 3 1 2 3 3 3 3 24
11 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 26
12 3 1 3 3 1 2 2 3 3 3 24
13 3 2 3 3 1 2 2 3 3 3 25
14 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 23
15 2 2 3 3 1 2 2 2 3 3 25
16 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 25
17 3 3 3 3 1 1 2 2 3 3 24
18 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 26
19 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 25
20 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 28
21 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 23
22 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 26
23 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 26
24 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 25
25 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 26
26 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 25
27 2 3 3 2 1 2 2 3 3 3 24
28 2 2 3 3 1 2 2 3 3 3 24
29 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 27
30 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 25

756

Tabel 4.24
Rekapitulasi Jawaban Angket Variabel Y
(Variabel Dependent)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
01 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28
02 1 3 2 2 3 3 3 3 2 3 24
03 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 27
04 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28
05 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 27
06 3 3 3 3 1 3 3 2 2 1 23
07 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 24
08 2 3 3 3 1 1 3 3 2 2 23
09 3 3 3 1 2 2 3 3 2 2 24
10 1 1 3 3 3 2 33 3 3 3 25
11 2 3 2 3 2 3 3 2 1 3 24
12 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 27
13 1 3 3 3 3 2 3 3 1 2 24
14 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 25
15 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28
16 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 25
17 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28
18 3 3 2 3 2 2 2 3 1 2 24
19 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28
20 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 25
21 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28
22 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 28
23 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
24 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
25 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 28
26 2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 26
27 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 27
28 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28
29 2 1 3 2 2 3 3 1 3 3 23
30 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 26

783





2. Analisa Data
Menganalisa dalam penelitian merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam penelitian yang pada pokoknya berkaitan dengan penyajian hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian tersebut, yang didasarkan atas dasar-dasar yang diperoleh dari hasil penelitian.
Sesuai dengan penelitian atau permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu “Pengaruh Kasih Sayang Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep”, maka variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Kasih sayang orang tua adalah variabel independent (variabel X)
b. Pembentukan kepribadian anak adalah variabel dependent (variabel)
Dari permasalahan di atas peneliti mengajukan hipotesis alternative sebagai berikut “Ada pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep” dengan kata lain ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
Sedangkan hipotesis nihilnya adalah “Tidak ada pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Desa Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep” atau dengan kata lain tidak ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Sesuai dengan karakteristik data yang bersifat kuantitatif, yakni data yang berbentuk angka-angka bilangan, jadi data penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial dengan menggunakan korelasi product moment ( ) yakni untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara dua variabel (variabel X dan variabel Y)
a. Analisis data tentang kasih sayang orang tua
Untuk menganalisis data tentang kasih sayang orang tua dengan penyebaran angket.
Adapun hasil pendekatan responden siswa tersebut disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.25
Hasil Skoring Responden Siswa MTs Nurul Ulum
Tentang Kasih Sayang Orang Tua (variabel independent)
Subyek Skoring Subyek Skoring
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 26
24
27
28
24
25
27
25
24
24
26
24
25
23
25 16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
20
30 25
24
26
26
25
28
23
26
25
26
25
24
24
27
25
756

Dari tabel 4.26 di atas dapat ditentukan meannya dengan rumus sebagai berikut :

Dengan demikian, mean dari kasih sayang orang tua diperoleh dengan hasil 25,2. untuk memberikan penjelasan tentang hasil analisis data dari kasih sayang orang tua di atas, maka dapat ditentukan sebagai berikut :
Nilai maksimal = 10 x 3 = 30
Nilai standart = 10 x 2 = 20
Nilai minimal = 10 x 1 = 10
Dengan kata lain :
1) Apabila perolehan analisis data diperoleh antara 10 s/d 19 dikatakan di bawah standart atau kurang.
2) Apabila diperoleh angka dengan hasil antara 20 s/d 29 dikatakan di atas standart/cukup
3) Apabila diperoleh dengan angka 30 dikatakan sempurna.
Berdasarkan pedoman di atas hasil analisis data tentang kasih sayang orang tua diperoleh hasil sebesar 25,2. maka kasih sayang orang tua dapat dikatakan cukup atau di atas standart
b. Analisis data tentang kepribadian anak
Untuk menganalisis data tentang kepribadian anak dengan penyebaran angket, adapun hasil pendekatan responden siswa tersebut disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.26
Hasil Skoring Responden Siswa MTs Nurul Ulum
Tentang Kepribadian Anak (variabel dependent)
Subyek Skoring Subyek Skoring
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 28
24
27
28
27
23
24
23
24
25
24
27
24
25
28 16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30 25
28
24
28
25
28
28
29
29
28
26
27
28
23
26
783

Dari tabel 4.26 di atas dapat di tentukan meannya dengan rumus sebagai berikut :

Dengan demikian, mean dari kedisiplinan anak diperoleh dengan hasil 26,1. untuk memberikan penjelasan tentang hasil analisis data tentang kepribadian anak, maka dapat ditentukan sebagai berikut :
Nilai maksimal = 10 x 3 = 30
Nilai standart = 10 x 2 = 20
Nilai minimal = 10 x1 = 10
Dengan kata lain :
1) Apabila perolehan analisis data diperoleh antara 10 s/d 19 dikatakan di bawah standart atau kurang.
2) Apabila diperoleh angka dengan hasil antara 20 s/d 29 dikatakan di atas standart atau cukup baik.
3) Apabila diperoleh angka 30 dikatakan sempurna.
Berdasarkan pedoman di atas, hasil analisis data tentang kepribadian anak diperoleh hasil sebesar 26,1, maka dapat dikatakan bahwa kepribadian anak dikatakan di atas standart atau cukup baik.
c. Analisis data tentang pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep
Tabel berikut ini peneliti sajikan sebagai tabel kerja atau tabel perhitungan yang terdiri dari delapan kolom tentang pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak.
Tabel 4.27
Pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan
Kepribadian anak di MTs Nurul Ulum
Subyek X Y x
y
x . y
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30 26
24
27
28
24
25
27
25
24
24
26
24
25
23
25
25
24
26
26
25
28
23
26
25
26
25
24
24
27
25 28
24
27
28
27
23
24
23
24
25
24
27
24
25
28
25
28
24
28
25
28
28
29
28
26
27
28
28
23
26 0,8
-1,2
1,8
2,8
-1,2
-0,2
1,8
-0,2
-1,2
-0,8
-1,2
-0,2
-2,2
-0,2
-0,2
-1,2
0,8
0,8
0,2
0,2
2,8
-2,2
0,8
-0,2
0,8
-0,2
1,2
-1,2
1,8
0,2 0,64
1,44
3,24
7,84
1,44
0,04
3,24
0,04
1,44
1,44
0,06
1,44
0,04
4,84
0,04
4,84
0,04
0,04
1,44
0,64
0,64
0,64
7,84
4,84
0,64
0,04
1,44
1,44
3,24
0,04 1,9
-2,1
0,9
1,9
0,9
-3,1
-2,1
-3,1
-2,1
-1,1
-2,1
-1,1
1,9
-2,1
1,9
-1,1
1,9
-2,1
1,9
-1,1
1,9
1,9
2,9
2,9
1,9
-0,1
0,9
1,9
-3,1
-0,1 3,61
4,41
0,81
3,61
0,81
9,61
4,41
1,21
4,41
0,81
4,41
1,81
4,41
1,21
3,61
1,21
5,61
4,41
3,61
1,21
3,61
3,61
8,41
8,41
3,61
0,01
0,81
3,61
9,61
0,01 1,52
2,52
1,62
5,32
1,08
0,62
3,78
0,62
2,52
1,32
1,68
1,08
0,42
2,42
0,38
0,22
2,28
1,68
1,52
0,22
5,32
4,18
2,32
0,58
1,52
0,02
1,08
2,28
5,58
0,02

756 783 0 51,8 0 112,7 55,73

Dari tabel 4.27 di atas diperoleh nilai :
N = 30 x2 = 51,8
= 756 y2 = 112,7
= 783 x . y = 55,72
Sehingga dapat diperoleh nilai sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Dari menurut responden siswa diperoleh hasil sebesar 25,2 hal ini didasarkan pada kriteria penilaian apabila diperoleh angka 20-29, dikatakan di atas standart.
Sedangkan menurut responden siswa diperoleh hasil sebesar 26,1. hal ini didasarkan pada kriteria penilaian apabila angka 20-29, maka dikatakan di atas standart.




Tabel 4.28
Pedoman interpretasi angka indeks korelasi “r” Product Moment ( )
Besarnya “r”
Product Moment ( )
Interpretasi
0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y )
0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70 Antara varibel X dan variabel Y terdapat yang sedang atau cukup
0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

Dari perhitungan tersebut di atas telah berhasil penulis peroleh sebesar 0,729. jika diperhatikan maka angka indeks korelasi yang telah diperoleh itu tidak bertanda negative, ini berarti korelasi antar variabel X (kasih sayang orang tua) dan variabel Y (pembentukan kepribadian anak) terdapat hubungan, dengan istilah lain terdapat korelasi positif diantara kedua variabel tersebut, artinya kasih sayang orang tua memiliki pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.
Selanjutnya apabila dilihat dari besarnya yang diperoleh yaitu 0,729 ternyata terletak antara 0,40-0,70, berdasarkan pedoman yang telah dikemukakan di atas peneliti dapat menyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah korelasi yang tergolong kuat atau tinggi dan jika pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep adalah cukup kuat atau tinggi.













BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian permasalahan yang telah dikemukakan di atas terkait dengan pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep dan berdasarkan bukti dari analisis data tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kasih sayang orang tua terhadap anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep dikatakan cukup. Hal ini berdasarkan dari hasil prosentasinya yang menunjukkan nilai 25,2 nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup.
2. Kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep dikatakan cukup. Hal ini berdasarkan dari hasil prosentasinya yang menunjukkan nilai 26,1 nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup.
3. Pengaruh kasih sayang orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak di MTs Nurul Ulum Banmaleng Gili Raja Gili Genting Sumenep dapat dikatakan kuat atau tinggi. Hal ini berdasarkan dari hasil nilai sebesar 0,729, maka dapat dikategorikan korelasi yang tergolong kuat atau tinggi.


B. SARAN-SARAN
1. Agar kasih sayang dapat berhasil dengan baik, maka hendaknya orang tua harus dapat menjalin hubungan yang harmonis dan terbuka dengan anak.
2. Dalam memberikan kasih sayang hendaknya orang tua juga menjalin kerja sama dengan para guru, karena anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian bukan hanya dari orang tua saja akan tetapi dari para guru saat mereka di sekolah, sehingga upaya membentuk kepribadian anak dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan.
3. Biar kepribadian anak dapat mencerminkan kepribadian yang islami, maka dasar-dasar yang ditanamkan pada diri anak itu harus sesuai dengan ajaran islam.

DAFTAR PUSTAKA

Darajat, Zakiyah, 1995. Pendidikan Dalam Keluarga dan Sekolah.
Jakarta. Ruhama

Hartono, Dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya. PT. Bina Ilmu

Patty, F. 1982. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya. Usaha Nasional

Kasajian, Z. 1984. Psikologi Pendidikan. Surabaya : PT. Bina Ilmu

Al-Bayanuni, Izzudin, Ahmad. 1999. Memenuhi Pesan Nabi Dalam mendidik Aak. Yogyakarta. : Bintang Terang.

Al-Ghazali, Muhammad. 1986. Akhlak Seorang Muslim. Semarang : Wicaksana.

Ash-Showaf, Syarif Ahmad. 2001. ABG Islam Kiat-Kiat Mendidik Anak dan Remaja. Bandung : Pustaka Hidayat.

Bakri, Nazar. 1990. Tuntutan Praktis Metodologi Penelitian. Padang : CV. Pedoman Ilmu Jaya.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Departemen Agama RI. Al-Quran dan Trejemahan. Jakarta.

Istadi, Irawati. 2004. Istimewakan Setiap Anak. Seri Psikologi Anak 2. Jakarta : Pustaka Inti.

Ahmadi, Abu. H. Drs. dan Sholeh Munawar. Drs. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Machaiti, Husei. 1999. Pintar Mendidik Anak. Jakarta : PT. Lentera Basritama.





ANGKET SISWA

Nama : ………………… Alamat : …………………..
Nama Sekolah : ………………… Kelas : …………………..

Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf yang saudara anggap benar

A. Kasih Sayang
1. Apakah orang tua selalu memberikan ciuman dan pelukan sebagai rasa sayang pada anda ?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
2. Saat meraih keberhasilan, apakah orang tua anda selalu memberikan ciuman dan pelukan kepada anda ?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
3. Apakah orang tua anda selalu mendampingi anda saat belajar ?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
4. Sebagai seorang anak, apakah orang tua anda selalu menekankan bersikap baik pada sesama ?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
5. Apakah orang tua anda selalu bersikap tidak adil pada anda ?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak


6. Ketika berada di rumah, apakah orang tua anda suka suka membanding-bandingkan anda dengan teman atau saudara ?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
7. Anda memiliki orang tua yang begitu sibuk dengan urusan pekerjaan, apakah orang tua anda masih sempat meluangkan waktunya dengan anda untuk pekerjaan ?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak
8. Pentingkah menurut anda sebagai anak, orang tua memberikan kesempatan pada anak untuk bermain ?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak penting
9. Apakah orang tua anda, selalu memberikan pelajaran yang terbaik pada anak?
a. ya, penting b. kadang-kadang c. tidak penting
10. Dalam lingkungan keluarga, apakah orang tua selalu menerapkan kasih sayang?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak/belum





B. Kepribadian
1. Pada saat anda sedang berbicara dengan orang yang lebih tua dari anda, apakah anda berbicara dengan baik dan sopan?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
2. Dalam suatu perkumpulan, apakah anda sering salah dalam berbicara, kemudian memperbaiki kesalahan anda?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
3. Saat mendengar adzan apakah anda bergegas shalat, sedangkan anda menonton film kesukaan anda?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
4. Apakah anda selalu mengormati orang yang lebih tua/dewasa?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak
5. Sebagai seorang anak, apakah cara berpakaian anda sudah sesuai menurut syari’at islam?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak
6. Saat orang tua meminta anda untuk berpakaian yang baik dan sopan, bagaimana perilaku anda?
a. menerima b. kecewa c.marah/membentak
7. Menurut anda, apakah orang tua selalu mengajarkan anda untuk tidak berbohong pada orang lain?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
8. Apakah orang tua anda selalu mengajarkan anda untuk tidak berbohong pada orang lain?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
9. Saat anda sedang berada di rumah maupun di luar rumah, apakah orang tua anda selalu menasehati anda untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
10. Setiap selesai mengerjakan shalat, apakah orang tua anda selalu mengajarkan pada anda untuk membiasakan berdo’a?
a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah